Memori kelam Indonesia pada kualifikasi Asia untuk Piala Dunia kini tinggal kisah usang. Penulis pernah menyaksikan pertengkaran sengit dari pinggir lapangan sebagai anak gawang (pemungut bola yang keluar arena permainan) saat timnas Indonesia pra-Piala Dunia 1986 melakoni laga uji coba menghadapi klub Krama Yudha Tiga Berlian (KTB).
Di tengah lapangan, gelandang PSSI Pra-Piala Dunia Elly Idris berkelahi lawan Drs. Arief Hidayat dari PS Krama Yudha Tiga Berlian. Keduanya nyaris baku hantam di tengah pertandingan yang digelar di Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Senin sore, 13 Mei 1985 tersebut.
Laga uji coba terakhir timnas Indonesia pra-Piala Dunia 1986 sebelum melawat ke Seoul untuk menghadapi Korea Selatan itu memang berjalan tidak sportif. Wasit sampai harus membubarkan pertandingan sebelum waktu normal laga selesai.
Di klasemen pra-Piala Dunia 1986 zona Asia, timnas Indonesia saat itu menjadi juara Subgrup 3B (ronde pertama), membawa Warta Kusuma dkk ke level 8 Besar Asia. Mereka maju ke semifinal zona timur AFC (ronde kedua) menantang juara Subgrup 3A Korsel. Pemenangnya akan bertemu dengan pemenang Hong Kong versus Jepang buat menyegel satu tempat ke Piala Dunia Meksiko 1986.
Digelayuti gelagat kurang baik dari pertikaian di Palembang tersebut, dua bulan kemudian Indonesia takluk dua kali dari Korsel (0-2 dan 1-4). Lalu pupuslah asa, timnas kemudian terus frustrasi seperti selalu dihantui mafia bola, jadinya putus asa nasional berkepanjangan selama hampir 40 tahun.
Kisah suram itu sudah lama berlalu. Kini tim Garuda akhirnya menapak langkah besar kembali di Pra-Piala Dunia 2026. Diracik taktik apik Shin Tae-yong (STY), Indonesia menggulung Filipina 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6). Gol indah Thom Haye di menit ke-32 disusul sundulan Rizkhy Ridho (56') menghasilkan tiga angka.
Hasil ini mengesahkan kedudukan Jay "Bang Jayadi" Idzes cs sebagai runner-up Grup F. Mendampingi juara grup Irak, skuad Merah Putih melaju ke ronde ketiga zona AFC. Sementara sisa laga terakhir antara Irak versus Vietnam 3-1 tidak berpengaruh lagi terhadap pemeringkatan keempat kesebelasan.
"Saya tidak waswas sebelum pertandingan. Kami pasti maju," kata STY dikutip VN Express.
Undian ronde ketiga
Undian pembagian grup ronde ketiga dijadwalkan pada 27 Juni 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia. Delapan belas tim terbaik Asia diratakan ke dalam tiga grup di mana masing-masing juara-runner up akan lolos langsung ke turnamen global FIFA di Kanada-Meksiko-Amerika Serikat 2026 mendatang.
Setiap tim memainkan 10 pertandingan dalam sistem kompetisi penuh (kandang-tandang). Laga dimulai 5 September 2024 dan berakhir 10 Juni 2025. Peringkat ketiga dan keempat dari tiga grup masih berkesempatan menyabet dua jatah sisa AFC dengan menempuh jalur lebih panjang ke ronde keempat. Tim peringkat kelima dan keenam akan masuk kotak menutup cerita.
Pada ronde keempat, enam tim (peringkat ketiga dan keempat dari tiga grup di ronde ketiga) dibelah lagi ke dalam dua grup berisi sama-sama tiga peserta. Pertandingan pembuka dikalenderkan pada Oktober 2025. Masing-masing tim dimandatkan empat pertandingan (kompetisi penuh, kandang-tandang). Dua juara grup akan menyusul enam tim yang sudah lolos duluan.
Kans play-off
Sedangkan dua runner-up dari ronde keempat AFC harus saling berhadapan (kandang-tandang). Pemenang di ronde kelima ini ditandingkan lagi dengan salah satu wakil dari antara CAF (Afrika), CONMEBOL (Amerika Selatan), dan OFC (Oseania) serta dua tim dari CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia) dalam tajuk play-off antar-konfederasi.
Penentuannya cukup rumit di mana enam tim akan memperebutkan dua jatah terakhir Piala Dunia 2026. Dua tim akan menjadi unggulan berdasarkan peringkat dunia FIFA. Mereka menunggu dua pemenang dari laga awal antara keempat tim yang bukan unggulan.
Turnamen play-off dengan empat pertandingan ini akan digelar di satu atau lebih negara tuan rumah sekaligus sebagai gelaran uji coba Piala Dunia.
Layaknya lomba lari, jarak terjauh dari mimpi ke Piala Dunia 2026 bagi Indonesia ialah menyelesaikan 18 laga lagi. Jarak menengah, 14 pertandingan. Jarak terpendeknya hanya 10 kali bunyi peluit akhir.
Kutukan ASEAN
Sejak AFC membuat syarat lolos ke Piala Dunia dari zona Asia dengan sistem kompetisi penuh, tim ASEAN selalu gagal dan harus puas menjadi juru kunci ronde ketiga. Mampukah Indonesia menyingkirkan kutukan untuk Asia Tenggara?
Enam tim papan atas layak diunggulkan untuk menguasai ronde ketiga masing-masing Australia, Iran, Irak, Jepang, Arab Saudi, dan Korea Selatan. Dua tim penyegel jatah susulan kemungkinan Qatar, Yordania, dan Uzbekistan.
Lapisan non-unggulan yang berebut ketat jatah play-off boleh jadi Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, China, Palestina, Kirgistan, Korea Utara, Indonesia, dan Kuwait. Tapi enam negara yang disebut terakhir harus selamat di ronde ketiga jika tidak tersingkir lebih dini di fase krusial ini.