Real Madrid secara resmi mengumumkan telah memecat Santiago Solari dari kursi pelatih dan menunjuk kembali Zinedine Zidane sebagai penggantinya.
Pernyataan itu disampaikan lewat laman resmi Madrid pada Selasa (12/3) dini hari WIB, yang juga menyebutkan Zidane bakal diikat kontrak hingga 30 Juni 2022.
"Real Madrid berterima kasih kepada Solari atas kerja keras, komitmen dan loyalitas yang diperlihatkannya kepada tim," demikian dalam pernyataan resmi klub.
Ini merupakan pergantian pelatih kedua Madrid dalam musim 2018-2019, setelah sebelumnya mereka juga memecat Julen Lopetegui yang hanya bertahan beberapa bulan.
Di tangan Solari, Madrid terhenti di semifinal Piala Raja, tersingkir dari putaran 16 besar Liga Champions dan saat ini berada di urutan ketiga klasemen dengan koleksi 51 poin terpaut 12 poin dari musuh bebuyutan mereka Barcelona (63) yang berada di puncak.
Zidane sebelumnya mundur dari kursi pelatih Madrid pada akhir musim 2017-2018 usai mempersembahkan satu gelar Liga Spanyol dan raihan three-peat Liga Champions alias menjuarainya tiga musim beruntun.
Karier Solari sebagai pelatih Real Madrid sempat diwarnai harapan yang melambung di masa-masa awal kepelatihannya di tim raksasa Spanyol tersebut.
Solari merupakan sosok yang dipercaya sebagai pelatih interim menyusul pemecatan Julen Lopetegui pada 29 Oktober 2018 setelah hanya mendampingi Madrid dalam 14 pertandingan kompetitif.
Kala itu, Solari mewarisi Madrid yang menjadi penghuni urutan kesembilan klasemen Liga Spanyol, namun ia kemudian berhasil mengerek posisi tim perlahan merangkak kembali ke papan atas.
Setelah membawa Madrid naik ke urutan keenam dengan jarak hanya empat poin di belakang Barcelona pada 13 November 2018, Solari mendapat hadiah atas pencapaiannya berupa status pelatih tetap dengan kontrak selama dua setengah musim.
Namun, perjalanan Solari rupanya tak semulus ketika ia bertolak dari garis start, kontrak yang sedianya berakhir pada Juni 2021 diputus begitu saja pada Senin (11/3) petang yang dingin di markas Madrid.
Jika dibandingkan secara durasi kepelatihan, maka Solari menggeser Lopetegui dari rekor masa kepelatihan tersingkat dari 10 pelatih terakhir Madrid. Solari 132 hari dan Lopetegui 140 hari.
Pun demikian, statistik berpihak kepada Solari yang meraih 22 kemenangan dari 32 laga mendampingi Madrid atau persentase 68,75% dibandingkan prosentase kemenangan 42,86% milik Lopetegui dalam 14 pertandingan kompetitifnya.
Sayangnya, hal itu tidak cukup bagi Madrid yang selalu mematok standar di atas awang-awang untuk sosok-sosok yang dipercaya mengemban tugas sebagai pelatih mereka.
Pekan kelabu di Santiago Bernabeu, sudah tentu menjadi alasan paling utama keputusan dewan direksi Madrid memecat Solari.
Pada 27 Februari 2019, Madrid menelan kekalahan 0-3 dari Barcelona yang membuat mereka tersingkir di babak semifinal Piala Raja.
Tiga hari kemudian, juga melawan Barcelona, Madrid kalah 0-1 dalam laga pekan ke-26 Liga Spanyol yang membuat jarak di antara kedua tim di klasemen menjadi sejauh 12 poin. Barcelona pertama, Madrid ketiga.
Dan yang terburuk terjadi tiga hari berikutnya, saat Madrid yang memiliki bekal kemenangan 2-1 di kandang lawan harus bertekuk lutut menelan kekalahan 4-1 dari Ajax yang membuat mereka tersingkir di babak putaran 16 besar Liga Champions.
Solari memang berhasil menyudahi pekan buruk tersebut dengan meraih kemenangan 4-1 atas Real Valladolid pada Senin (11/3) pagi WIB, namun sekali lagi itu tidak cukup menyelematkan nasibnya yang mengulangi nasib Lopetegui.
Kini, Madrid kembali berada di tangan Zinade. Tangan yang mempersembahkan satu gelar juara Liga Spanyol 2016-2017 serta catatan three-peat Liga Champions atau menjuarainya tiga musim beruntun pada 2016-2018. (Ant).