Tim nasional Uzbekistan U-20 menguasai pertandingan uji coba terakhir mereka melawan Oman U-20. Skuad junior tuan rumah Piala Asia U-20 2023 menang mutlak 2-0 di Stadion Pakhtakor, Tashkent, Selasa (21/2).
Hasil laga pemanasan itu mencerminkan kekuatan milik unggulan Grup A. Uzbekistan U-20 diprediksi tidak kesulitan untuk melaju ke perempatfinal Piala Asia U-20.
Jadwal mereka pun telah diplot sangat menguntungkan. Pada pertandingan terakhir, Shakhriyor Dzhabborov dan kawan-kawan tinggal menghancurkan tim paling lemah di grupnya. Gawang Indonesia U-20 si Garuda Belia terancam banjir gol menjadi bulan-bulanan tanpa perlawanan.
Sebagai gelandang serang, Dzhabborov membuktikan kepiawaiannya sejak rangkaian CAFA U-19 Championship 2022 pada 3-16 Agustus 2022. Agresivitas mereka diasah makin tajam oleh tangan dingin pelatih Ravshan Khaydarov.
Meski hanya meraih gelar runner-up turnamen CAFA U-19 2022 di bawah Iran, kesebelasan berjuluk Serigala Putih pecahan dari Uni Sovyet ini menjelma kekuatan besar di Asia. Siapa yang mampu menghentikan Uzbekistan U-20?
Sejak memproklamirkan kemerdekaan 1991, White Wolf langsung menyabet peringkat keempat di Piala Asia U-19 perdana mereka 2002. Prestasi terbaiknya menjadi runner-up di 2008 selama tujuh kali keikutsertaan. Empat edisi Piala Dunia FIFA U-20 sudah mereka jajal dengan capaian tertinggi ke perempat final 2013 dan 2015.
Cara bermain mereka cepat, sangat menyulitkan lawan. Aliran bola begitu mudah berpindah ruang ditunjang pergerakan dinamis antarpemain yang saling bekerja sama dengan percaya diri satu sama lain. Gaya efisien sebagai bekal pembawaan bakat alami diperkuat struktur bodi besar mereka yang lebih mendekati ciri khas orang Eropa.
Banyak kelebihan Uzbekistan U-20 dibandingkan tiga lawannya di Grup A Piala Asia U-20 2023. Suriah, Irak, dan Indonesia jelas tidak sama dengan level mereka.
Lini belakang menjadi jaminan paling nyaman tim tuan rumah. Poros kekuatannya bertumpu kepada dua pilar yang berkiprah internasional. Bek tengah Abdukodir Khusanov secara reguler menempati posisi inti di skuad senior klub Energetik-BGU Minsk (Belarusia). Gelandang bertahan Umarali Rakhmonaliev membela Rubin Kazan, salah satu raksasa Rusia.
Sumbu pemantik api permainan mereka berupa tulang tengah lapangan: bek tengah ke gelandang bertahan, lalu gelandang serang menuju striker. Jadi, dari Khusanov ke Rakhmonaliev, lalu Dzhabborov menuju eksekusi oleh Pulatkhuzha Kholdorkhonov.
Bila lawan terpusat konsentrasi bertahan di tengah, baru sayap-sayap licin yang kebagian peran merusak suasana. Banyak sekali variasi serangan. Taring tajam Serigala Putih menebar ancaman yang sungguh menakutkan.