Turnamen antarklub teratas Asia, Liga Champions AFC (ACL) 2023–2024, telah menapaki fase keempat. Diawali fase kualifikasi terbagi dua babak penyisihan dan play-off, kemudian fase grup, kini mencapai 16 Besar.
Indonesia diwakili klub Bali United kandas di babak penyisihan fase kualifikasi. Serdadu Tridatu kalah telak 1-5 dari Lee Man pada 16 Agustus 2023 di Hong Kong Stadium, Hong Kong.
Fase grup ACL '23–24 sudah berakhir, Senin (13/12). Wilayah barat dan timur mengeluarkan 16 tim yang akan berkiprah ke babak sistem gugur. Persaingan di level puncak AFC tampak masih didominasi klub-klub dari Asia Timur dan Asia Barat.
Babak 16 Besar akan diikuti tujuh kesebelasan yang berhasil lolos sebagai wakil Asia Timur, 6 Asia Barat, 2 Asia Tengah, dan satu klub Asia Tenggara. Jadwalnya dimainkan mulai 12 Februari 2024 hingga 18 Mei 2024 atau dua hari setelah final Piala Asia 2023.
Arab Saudi menjadi negara terbanyak menyumbang partisipan dengan empat klub, disusul Jepang dan Korea Selatan masing-masing 3 klub. Selanjutnya Uzbekistan diwakili 2 klub serta Uni Emirat Arab, Iran, China, dan Thailand satu-satu.
Supremasi Arab Saudi tidak terlepas dari klub Al Nassr yang diunggulkan di ACL '23–24 ini karena dibela bintang dunia, Cristiano Ronaldo, dari Potugal. Tiga tim lainnya Al Ittihad, Al Hilal, dan Al-Fayha diprediksi juga akan berbicara banyak.
Diketahui, sejak usia dini bakat-bakat sepak bola Saudi dibina serius dan sistemik secara canggih. Mereka bukan mengundang akademi klub asing tertentu untuk mencangkokkan begitu saja program pembinaan ala Eropa yang tentu kurang sesuai dengan kultur Arab.
Tapi Saudi memanggil sejumlah mantan pemain besar, terutama dari Eropa, yang sudah gantung sepatu dan memutuskan jadi pelatih. Salah satunya, Simon Tahamata, legenda tim nasional Belanda yang meniti karier dari akademi Ajax Amsterdam. Kurun tahun 2009-2014 ia bekerja sebagai pelatih teknis untuk tim muda U-10 hingga U-15 di klub Al-Ahli.
Di saat bersamaan, Firas Al-Buraikan yang kini menjadi pemain nasional Saudi, berumur 14 tahun. Firas dididik dalam atmosfer sepak bola riang gembira di fase usia dini yang turut dikembangkan oleh seorang legenda Belanda. Tahamata, yang keturunan Maluku, ikut berjasa mengukuhkan kemapanan Arab Saudi ke tingkat elit Asia, termasuk meraih kemenangan bersejarah 2-1 atas Argentina di Piala Dunia 2022.
Bagaimana dengan klub-klub Indonesia? Bali United dan kontesan Liga 1 semuanya tidak memiliki tim muda U-10 hingga U-15 seperti Al-Ahli yang ditangani pelatih mapan sekelas Tahamata.
Seraya mengabaikan pembinaan usia dini, PSSI berkeliaran mencari keturunan asing untuk dinaturalisasi dalam program instan, yang terbukti gagal sejak kiper Nol van der Vin menjadi WNI dan menjaga gawang Merah Putih pada tahun 1952. Lebih dari 70 tahun mengenal naturalisasi, tiada satupun yang pernah mengangkat level PSSI.
Kembali ke ACL '23–24, turnamen ini menjadi anak tangga bagi para pemain menuju ke tim nasional masing-masing. Tegak lurus dengan kemajuan 16 klub tersebut, delapan negara Arab Saudi, Jepang, Korsel, Uzbekistan, UEA, Iran, China, dan Thailand juga maju ke putaran final Piala Asia Qatar 2023. Mereka berpeluang besar untuk melangkah lebih panjang lagi.
Menurut sebuah diskusi, kompetisi klub mungkin lebih penting bagi ketangguhan seorang pemain, terutama jika tim nasional mereka memiliki peluang untuk lolos ke turnamen besar. Karier klub menjadi fondasi pemain.
"Tanpa karier klub yang hebat, pemain tidak memiliki klaim kehebatan meski sangat bagus di pentas internasional. Hampir semua pemain yang pernah tampil hebat hingga turnamen internasional legendaris sama hebatnya di level klub. Namun tidak semua pemain klub hebat akan menjalani turnamen internasional yang besar," kata Pipiolo, peserta diskusi di BigSoccer Forum.