Timnas Indonesia lebih favorit jadi juru kunci di Piala Asia 2023?
Laga Hari FIFA (FIFA Matchday) tak lebih dari pertandingan eksebisi. Badan sepak bola dunia memang memberi kompensasi poin untuk peringkat antarnegara. Tapi biasanya tak ada tim yang terlalu serius bermain. Hasilnya sama sekali bukan tolok ukur kekuatan sebuah tim nasional di dunia ini.
Timnas senior Indonesia selama dilatih Shin Tae-yong (STY) lebih banyak meraih kemenangan di FIFA Matchday. Catatannya, tujuh kemenangan dari 14 pertandingan. Jumlah laga dan kemenangan ini sama dengan di Piala AFF dua edisi 2020 dan 2022.
Selain bertanding persahabatan dan Piala AFF, timnas ditangani STY berkiprah pada dua level lebih prestisius. Pada Pra-Piala Dunia (edisi Qatar 2022 yang lalu dan AS-Meksiko-Kanada 2026 mendatang) serta Pra-Piala Asia 2023. Rekornya 7 (2-2-3) 16-17 atau tujuh pertandingan, 2 menang, 2 seri, 3 kalah, dengan margin gol 16-17 untuk Pra-Piala Dunia. Lima pertandingan (4-0-1) 14-3 di Pra-Piala Asia 2023.
Capaian STY di timnas, total 40 laga (20 menang, 10 seri, 10 kalah) gol memasukkan 86-53 kemasukan gol. Berbagai komentar nonsense dan euforia dunia maya mengiringi kehadiran juru taktik asal Korea Selatan, yang justru dianggap pelatih gagal di negaranya sendiri. Tiada prestasi signifikan STY di Indonesia sejauh ini kecuali lolos ke putaran final Piala Asia 2023.
Bagaimana kans timnas Garuda di Piala Asia 2023? Kemungkinan akan jadi juru kunci Grup D di bawah Jepang, Irak, dan Vietnam. Performa skuad besutan STY cukup memprihatinkan.
Laga awal Grup F ronde kedua AFC Pra-Piala Dunia 2026 menunjukkan grafik anjlok Marc Klok dkk. Bermain pertama di Basra, menghadapi tuan rumah, Kamis (16/11), Irak tampak sudah khatam menganalisis faktor kelemahan Indonesia. Lima menit sejak peluit berbunyi kentara mereka akan menang telak.
Konon katanya tim analis STY sebelumnya diketahui memantau pertandingan pemanasan Irak di Yordania. Hasil pantauan ala kadarnya itu ternyata tak berguna.
Cara Irak mudah, mereka meniru Vietnam. Raja ASEAN dari Indochina merupakan tim yang tak pernah mampu dikalahkan STY selama empat pertemuan.
Tim analis Irak pasti pintar. Mereka main keras menjurus kasar, tentu sudah tahu akan dibiarkan saja oleh wasit. Dampaknya para pemain Garuda, khususnya yang berasal produk lokal, langsung kena mental.
Permainan kasar Irak dengan kontak fisik keras tampak sengaja menghindari posisi bek kiri Elkan Baggott. Sosok bek asli Inggris yang tinggi besar, 1,94 meter dan 86 kilogram. Dia mirip truk tronton 8 roda di sisi lapangan. Pemain Irak akan pusing tujuh keliling jika memprovokasi Baggott dengan kekerasan.
Bashar Rezan dan semua awak Irak di lapangan juga paham bahwa antisipasi kiper Nadeo Argawinata agak lemah bila ditembak mendatar ke sudut bawah gawang. Kelemahan itu telah mereka pelajari.
Tapi situasi paling fatal hanya terjadi tiga detik sebelum gol pertama. Momen tiga detik itu kala bek kiri timnas Indonesia menakut-nakuti Klok. Nomor punggung 14 membuat gerak seperti mau menggertak rekan sepermainannya sendiri. Dia ikut menjemput bola liar yang mengarah keluar dari kotak penalti. Padahal bola itu ada di tengah, sepenuhnya jatah gelandang bertahan.
Si bek kiri harusnya diam statis, jangan bergerak. Dengan diam, berarti dia membebaskan rekannya berkonsentrasi menghadapi bola. Kalau dia beringsut sedikit atau membuat gerakan kecil pun, rekannya sendiri bisa ikut kelabakan.
Akibatnya Klok memang gelagapan. Kontrolnya lepas, bola itu tak terkejar lagi. Kemudian rekannya, si bek kiri nomor 14, melakukan kesalahan kedua. Ketika kuda-kuda kaki Rezan kuat melindungi bola, dia malah berniat mencongkel bola itu dengan tenaga seadanya.
Saat kritis itu, di dalam kotak penalti, dia mestinya tegak menunggu dengan tegap membayangi ruang gerak pemain Irak supaya pandangannya terhalang dari mengincar sudut gawang. Tapi karena mental sudah jatuh, semua teknik dasar di buku teks sepak bola dia lupa. Tercekam intimidasi para Singa Mesopotamia sejak kick-off wajar kalau nomor 14 timnas Garuda hilang kendali.
Babak pertama Klok sendiri tampil pintar: Dia tak menguasai bola lekat di kakinya, namun menjauhkan bola sedikit di depan jangkauan kakinya. Dia tahu, pemain Irak akan segera menghantam lewat kontak fisik untuk mencederai lawan. Pilihan Klok 50:50, berebut dengan lawan yang kasar sambil saling adu kaki.
Gelandang bertahan asal klub Persib Bandung terang-terangan mengajak pemain Irak adu nyali, menjajal mental satu sama lain. Siapa kuat fisik, pasti yang akan menang. Tapi tak ada rekannya sesama Merah Putih yang memahami gaya Klok bermain di hadapan 65 ribu suporter fanatik Basra mendukung tuan rumah.
STY anehnya juga tak mengerti, Klok ditariknya keluar lapangan pertandingan. Tapi melihat momen secara mendetail, tiga gol awal Irak semua tercipta dari pengaruh kinerja buruk bek kiri Indonesia. Akhirnya bingung pula netizen mengapa STY memilihnya jadi kapten kesebelasan.
Kalah telak 1-5 dari Irak dan tertahan 1-1 oleh Filipina merupakan kesalahan kolektif, bukan karena tampilan satu-dua pemain yang buruk di Pra-Piala Dunia 2026. Tapi, lepas dari itu, banyak pemain baru yang perlu dipilih STY dalam pertandingan mendatang.
Menimbang Piala Asia 2023 niscaya strategi Vietnam dan Irak akan saling contek saat berhadapan Indonesia. Sementara Jepang "nun di atas langit sana" tak mungkin terhadang. Juru kunci grup menjadi posisi paling favorit buat Jordi Amat dan 10 rekannya nanti.