Virgil van Dijk mengungkapkan apa yang dikatakan Jurgen Klopp kepada para pemain Liverpool di babak pertama leg kedua semifinal Liga Champions melawan Villarreal. Kata-kata Sang Pelatih menurutnya menginspirasi mereka meraih kemenangan.
Bagi Liverpool, 45 menit awal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Keunggulan 2-0 The Reds dari leg pertama dihancurkan gol dari Boulaye Dia dan Francis Coquelin. Fans tuan rumah mulai percaya bahwa salah satu kekalahan paling berkesan di Liga Champions akan terjadi.
Namun Stadion Estadio de la Ceramica, harus menanggung gol-gol dari Fabinho, Luis Diaz dan Sadio Mane. Tiga gol tim tamu membunuh harapan skuad Unai Emery dapat menggulingkan raksasa Liga Premier. Dengan kemenangan 3-2 di leg kedua, dan 2-0 di leg pertama, keseluruhan Liverpool menang dengan agregat 5-2 dan melaju ke final Liga Champions. The Reds menunggu pemenang antara Real Madrid vs Manchester City.
Villarreal telah melewati rintangan besar dalam perjalanan ke empat besar, dengan menyingkirkan Juventus dan Bayern Munich sebelumnya.
Namun, Klopp memastikan timnya tidak akan mengalami nasib yang sama dari Villarreal. Dengan beberapa kata bijak pada jeda, para pemainnya bangkit dan sukses keluar dari kandang Villarreal sebagai pemenang.
Bek Liverpool Virgil Van Dijk membuka cerita tentang instruksi manajernya di babak pertama ketika berbicara dengan BT Sport pasca-pertandingan.
"Mainkan sepak bola! Mainkan gaya Liverpool seperti yang kita mainkan sepanjang musim! Dapatkan bola, lakukan banyak gerakan dengan bola dan di belakang garis terakhir. Dengan kecepatan yang kami miliki kami perlu mengkombinasikannya juga, dan kami perlu menunjukkan betapa kami ingin melaju ke final. Babak kedua kami bermain sangat baik," ujar Van Dijk
Van Dijk jujur dalam penilaiannya sendiri tentang kekurangan Liverpool di babak pertama dan mengakui timnya bersalah karena membuat "keputusan yang salah". "Kami tidak cukup bermain sepak bola. Ketika kami menguasai bola, tidak banyak pergerakan sehingga kami membuat keputusan yang salah," tambahnya. (Mirror.co)