Mantan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan resmi maju sebagai bakal calon gubernur di Pilgub Kalimantan Barat (Kalbar) 2024. Muda menggandeng Ketua DPD Hanura Suyanto Tanjung sebagai pendampingnya di Pilgub Kalbar. Meski punya wakil kader parpol, Muda maju lewat jalur perseorangan.
"Dalam persepsi hari ini, jalur independen ini kan sebenarnya bukan berhadapan dengan partai politik (parpol) melainkan ini merupakan suatu jalur untuk bisa memberikan ruang bahkan bisa berkoalisi bersama parpol," ucap Muda kepada wartawan saat mengembalikan berkas penjaringan ke DPD Partai Hanura Kalbar, Sabtu (11/5).
Muda tak asing dengan jalur independen atau perseorangan. Pria kelahiran 17 Agustus 1970 itu sudah dua kali memenangkan Pilbup Kubu Raya lewat jalur perseorangan. Kubu Raya dimekarkan dari Kabupaten Pontianak pada 2007.
Bersama Suyanto, Muda optimistis bisa memenangi Pilgub Kalbar. Menurut Muda, berbasis survei yang ia gelar, Suyanto ialah salah satu sosok yang paling berpengaruh di kawasan timur Kalbar. "Pak Suyanto Tanjung ini merupakan satu dari enam orang yang saya pilih," kata Muda.
Langkah Muda tak akan mudah. Pasalnya, Muda bakal menantang petahana Gubernur Kalbar Sutarmidji yang dipastikan akan kembali mencalonkan diri. Politikus gaek kelahiran 29 November 1962 itu sudah mendaftarkan diri ke sejumlah parpol. Bang Midji, sapaan akrab Sutarmidji, rencananya bakal kembali menggandeng Ria Norsan sebagai pendamping.
Lawan potensial lainnya yang tak kalah enteng ialah Ketua DPD PDI-Perjuangan Kalbar, Lasarus. Meskipun raupan kursinya turun di DPRD Kalbar, PDI-P masih menguasai parlemen lokal. Berbasis hasil Pileg 2024, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu meraup 13 kursi, unggul tipis dari Partai NasDem yang meraup 10 kursi.
Lasarus saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi V DPR RI. Merujuk pada hasil Pileg 2024, Lasarus kembali melenggang ke Senayan. Pria yang kini berusia 51 tahun itu mengantongi sekitar 201 ribu suara dari daerah pemilihan Kalbar II, tertinggi di seluruh dapil Kalbar. Lasarus sudah jadi anggota DPR RI sejak 2009.
Sejak tahun lalu, Lasarus sudah menyatakan kesiapannya untuk maju di Pilgub Kalbar. Saat ini, ia telah mengutus tim relawan untuk mengambil formulir ke kantor-kantor cabang parpol di Kalbar. Teranyar, tim relawan Lasarus Kalbar baru saja menyambangi kantor DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk mengambil formulir pendaftaran bacalon gubernur Kalbar.
"Ini (pengambilan formulir) dilakukan sebagai bentuk keseriusan dari Bapak Lasarus, untuk ikut dalam kontestasi pilkada atau Pemilihan Gubernur Kalbar pada November yang akan datang,” ujar ketua kelompok relawan Lasarus Kalbar, Iin Irwansyah, seperti dikutip dari RRI, Jumat (10/5).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS), Agung Baskoro melihat sosok Sutarmidji masih paling berpeluang memenangkan pertarungan di Pilgub Kalbar. Sebagai petahana, Sutarmidji sangat populer dan punya elektabilitas yang cukup tinggi.
Di lain sisi, Sutarmidji juga diuntungkan dengan mepetnya waktu kampanye bagi para penantang. Dimulai sejak Mei 2024, Muda dan Lasarus hanya punya waktu enam bulan untuk kampanye.
"Jadi, petahana di level mana pun, baik itu provinsi, kota, maupun kabupaten, mestinya diuntungkan. Dalam konteks ini, Pak Sutarmidji lebih diunggulkan karena memang dia petahana," ucap Agung kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.
Agung melihat Sutarmidji memiliki tingkat keterpilihan yang jauh lebih besar dibanding Ria Norsan, eks Wakil Gubenur Kalbar. Jika tak mendamping Sutarmidji, Ria juga dikabarkan bersiap untuk maju jadi calon gubernur.
Lasarus dan Muda Mahendrawan juga serupa. Keduanya perlu kerja keras mengejar ketertinggalan elektabilitas jika ingin memenangi Pilgub Kalbar. Selain memobilisasi kekuatan politik, mengumpulkan rekomendasi, keduanya harus menyiapkan program-program kerja yang ciamik untuk menandingi petahana.
"Kalau dia (Lasarus dan Muda) belum mampu mobilisasi itu mengorkestarasi kelompok- kelompok pemilih secara maksimal maka agak susah dia mengalahkan petahana," ucap Agung.
Secara khusus, Agung juga menyoroti tren usia di kalangan kandidat. Menurut dia, Pilgub Kalbar didominasi politikus gaek alias tua lantaran hingga kini belum ada politikus muda yang berpengalaman dan dekat dengan elite partai di Kalbar.
"Sementara mereka, para politikus senior ini, lebih memiliki kedekatan dengan partai dan juga uang yang besar. Dalam konteks ini yang perlu kita kritisi adalah kaderisasi politik di level partai maupun level partai. Akhirnya yang lebih sering muncul adalah nama- nama yang dari sisi umur itu cukup senior," ucap Agung.