close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon presiden Prabowo Subianto hadir dalam perayaan hari ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia yang ke-9 di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12). /Foto Instagram @prabowo
icon caption
Calon presiden Prabowo Subianto hadir dalam perayaan hari ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia yang ke-9 di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12). /Foto Instagram @prabowo
Pemilu
Senin, 11 Desember 2023 06:25

Bahaya 'overdosis' gimmick gemoy Prabowo-Gibran 

Istilah gemoy lekat pada Prabowo karena kerap spontan berjoget atau menari ketika menghadapi keadaan 'sulit'.
swipe

Calon presiden (capres) Prabowo Subianto seolah tak akan berhenti mengeksploitasi joget gemoy. Teranyar, mantan Danjen Kopassus itu menampilkan kebolehannya berjoget di acara perayaan ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ke-9 di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12) petang. 

Prabowo dihadirkan untuk berorasi di acara tersebut. Di tengah pidato, Prabowo mengungkap banyak orang yang mencibir keputusannya untuk kembali maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Ia mengaku sudah biasa diejek dan dicaci-maki. 

"Mau diejek kek, mau dimaki-maki kek, mau dihujat kek, kita joget aja? Bagaimana? Setuju? Tapi, kalau joget, lagunya harus semangat. Piye? Musiknya mana?" kata Prabowo di depan segenap petingi dan kader PSI yang hadir di acara tersebut.

Tak lama, musik pun diputar. Di tengah podium, Prabowo mulai berjoget. Aksinya kemudian diikuti eks Ketum PSI Giring Ganesha, Ketum PSI Kaesang Pangarep, serta para kader dan simpatisan PSI yang menyemut di sekeliling panggung orasi. 

Gemoy berarti menggemaskan. Istilah itu lekat pada Prabowo karena kerap spontan berjoget atau menari ketika menghadapi keadaan "sulit". Salah satu aksi joget yang viral ialah saat Prabowo berhadapan dengan jurnalis Najwa Shihab dalam adu gagasan ala Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pertengahan September lalu.

Dalam satu momen wawancara, Najwa sempat mencecar Prabowo soal dua eks napi kasus korupsi yang tercatat sebagai caleg DPR RI dari Gerindra. Najwa menyebut kehadiran dua caleg itu mengindikasikan lemahnya komitmen antikorupsi Prabowo dan Gerindra. 

Alih-alih langsung menjawab, Ketum Gerindra itu terlebih dahulu menari-nari kecil. "Tunggu! Tunggu dulu! Saya mau jawab. Dua calon itu sudah saya coret," ujar Prabowo ketika itu. 

Tak hanya di media sosial, gemoy kini juga muncul di spanduk-spanduk dan baliho yang dibentangkan di berbagai titik di Jakarta. Di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, terlihat papan iklan yang memperlihatkan Prabowo-Gibran dengan ilustrasi pipi gembul. Slogan ‘Presidenku Gemoy’ biasanya menemani spanduk atau baliho tersebut. 

Direktur Eksekutif Citra Institute Yusak Farchan menilai, gimmick politik gemoy terbilang strategi pemasaran politik yang cukup berhasil bagi Prabowo-Gibran. Di beragam platform media sosial, tagar gemoy rutin dimainkan oleh warganet, baik itu oleh para pendengung atau oleh individu organik. 

Sayangnya, gimmick ikonik itu minim substansi edukatif. Walhasil, kapabilitas Prabowo-Gibran untuk memimpin bangsa pun kerap dipertanyakan publik. Apalagi, pasangan itu sering absen di debat-debat publik yang diselenggarakan institusi pendidikan dan lembaga pemikir. 

"Style komunikasi publik yang sudah kreatif harus diimbangi dengan (kemampuan adu gagasan) di forum-forum resmi. Forum resmi debat kan digelar bukan hanya oleh KPU, tapi banyak. Saya kira Prabowo-Gibran juga juga jangan banyak absen," kata Yusak kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 

Dari sekitar 19 forum dialog dan adu gagasan yang digelar selama beberapa bulan terakhir, Prabowo-Gibran tercatat absen hingga 10 kali. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin sama-sama hanya absen sekali. Di beberapa forum, Prabowo juga kerap tampil sendirian.

Secara khusus, Yusak mengkritik langkanya kehadiran Gibran di forum-forum debat. Sebagai cawapres, Gibran seharusnya berani beradu gagasan dengan kandidat-kandidat lainnya di forum publik. Dengan begitu, Gibran tak selalu dipersepsikan mendapat tiket cawapres lantaran statusnya sebagai putra Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Supaya persepsi publik ini tidak menganggap bahwa Gibran datang hanya dengan pepesan kosong. Hanya menghadirkan joget-joget ikon gemoy dan sebagainya. Kalau Prabowo, beda. Dia sudah dua kali ikut pilpres dan lebih siap. Kalau bicara visi-misi, Prabowo sudah teruji di panggung- panggung. Gibran yang perlu lebih membuktikan diri," jelas Yusak. 

Dalam sebuah unggahan di Twitter (kini X), Andhyta Firselly Utami, salah satu pendiri Bijak Memilih, mengungkap banyak pemilih muda yang sebenarnya tidak mengetahui persis rekam jejak para kandidat di Pilpres 2024. Mereka justru mengenal para kandidat lewat gimmick politik.   

“Kaget beberapa pengguna @bijakmemilihid terutama yang muda banget (first time voters) banyak yang lapor baru tahu beberapa ‘kontroversi’ capres, karena yang selama ini mereka terpapar cuma gimik-gimik aja,” kata pemilik akun @Afutami itu. 

Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Agus Jabo Priyono berdalih aksi joget gemoy Prabowo merupakan upaya untuk membuat kampanye politik dan kondusif. Menurut dia, atmosfer politik jelang pencoblosan mulai memanas. 

"Kita tetap harus menjaga atmosfir politik agar tetap kondusif, cair, bersahaja dan riang gembira, di dalam bingkai persatuan nasional. Jangan sampai pemilu yang diselenggarakan lima tahunan itu menjadi tegang, menakutkan, dan saling menyerang," ucap Jabo kepada Alinea.id, Minggu (10/12).

Jabo mengakui kendati gimmick politik gemoy kerap dikritik minim subtansi. Namun, ia menyerahkan sepenuhnya penilaian semacam itu kepada calon pemilih. Ia juga menolak anggapan jika pasangan jagoannya hanya bisa joget gemoy. 

"Kegiatan Pak Prabowo dan Mas Gibran kan lebih banyak digunakan untuk menyapa rakyat, merasakan suasana kebatinan mereka, serta mendengarkan apa yang yang menjadi kehendak mereka terhadap kepemimpinan ke depan," ujar Jabo.

Jabo juga tidak sepakat bila Gibran dianggap banyak absen dalam debat publik. Ia berdalih Prabowo-Gibran hanya ingin fokus pada debat yang sudah diagendakan oleh KPU. "Tentang debat kan sudah ada agenda, panggung, dan waktunya," imbuh dia. 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan