Nama Davin Kirana secara tiba-tiba menjadi pusat pencarian masyarakat di jagat dunia maya. Menjelang hari pencoblosan suara di Malaysia, surat suara di Selangor menunjukkan calon legislatif (caleg) asal Partai Nasdem diduga telah lebih dulu tercoblos sebelum pemilu berlangsung.
Alinea.id sempat menemui Davin pada Februari lalu dan berbincang singkat saat meresmikan Posko Relawan Sahabat Davin di Menteng. Sayang, Davin tidak banyak bercerita soal gagasan dan rencananya apabila menjadi caleg.
Davin tidak fasih berbahasa ibu. Ia lebih banyak berinteraksi menggunakan bahasa Inggris, sebab putra dari pemilik Lion Air Group ini tinggal dan kuliah di Malaysia.
Kalaupun pernah bersekolah di Jakarta, ia menempuh pendidikan di sekolah bilingual.
Mengapa Davin tertarik untuk menjadi politisi?
Ketua relawan Sahabat Davin, Widhilima kepada Alinea.id mengakui, kalau hidup Davin sebenarnya terbilang sudah enak. Ia tidak kesulitan secara finansial tapi Davin ingin berbuat sesuatu untuk bangsa, makanya ia mencalonkan diri sebagai caleg di dapil 2 DKI.
"Intinya dia mau berbuat sesuatu karena sudah lama di luar negeri. Saya (Davin) mau berbuat sesuatu di negara, katanya seperti itu," ucap Widhilima yang juga adalah sahabat Davin.
Lalu, siapa yang mengilhami Davin terjun ke dunia politik? Widhilima mengatakan keinginannya sendiri ingin menjadi caleg.
Caleg Partai NasDem tersebut pun menargetkan generasai milenial sebagai prioritas pemilihnya. Makanya, ia mendekati pemilihnya dengan gaya kekinian secara tampilan.
Davin berpenampilan santai menggunakan kaus berpadu kemeja biru dengan celana jeans. Plus, sepatu olahraga yang kerap digunakannya saat sedang berkampanye.
Bertekad menang, ia mendatangi berbagai acara yang biasa digandrungi generasi milenial. Pada acara tersebut, Davin bertatap muka dengan kalangan yang disasarnya.
Kampanye ala Davin tidak melulu datang door to door atau di lapangan terbuka bertemu warga. Davin memilih acara-acara seperti: wisata kuliner, konser musik, tur wisata untuk bertemu para pemilih. Pada saat santai tersebut, Davin bisa berdialog dengan sejumlah warga.
"Misalnya datang ke acara Java Jazz, yang santai-santai saja," ujar Widhilima.
Sementara di luar negeri khususnya Malaysia, Davin menyasar pertemuan imigran di negeri jiran tersebut.