Saling serang ini terjadi pada debat terbuka sesi pertama. Sesi ini mendapatkan alokasi waktu delapan menit secara keseluruhan, termasuk saat saling menanggapi.
Debat diawali oleh cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno. Dia menguraikan, saat pengangguran masih ada 7 juta orang dan kualitasnya belum optimal, pemerintah justru mencabut beberapa keharusan bagi tenaga kerja asing, seperti mereka harus berbahasa Indonesia.
Menurut Sandi, perbandingan TKA dengan tenaga kerja lokal, banyak masyarakat yang belum mendapatkan lapangan kerja. Namun, kesempatan itu justru diberikan kepada TKA.
"Tenaga honorer belum mendapat keadilan. Sistem outsouurcing memberatkan bagi dunia usaha, sangat tidak adil dengan tenaga kerja. Sistem upah juga menekan serikat pekerja, teman-teman driver online juga belum dapat perlindungan, strategi apa yang bapak miliki?" tanya Sandi.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin menjawab pertanyaan itu. Menurut Ma'ruf, tenaga kerja asing di Indonesia terjaga di bawah 0,1% dari total seluruh tenaga kerja dan menjadi angka rasio terendah di dunia. Oleh karena itu, sambungnya, untuk memberikan lapangan kerja di Indonesia, Jokowi-Amin akan memberikan iklim kerja yang kondusif untuk dunia usaha, memberikan akses yang mudah seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan lainnya, sehingga sehingga dunia kerja tumbuh.
"Juga bahwa dengan adanya infrastruktur langit, saat ini, telah tumbuh usaha-usaha start-up yang dalam tempo 4 atau 5 tahun, kita sudah kembangkan 1.000 start-up. Padahal, di Iran perlu 10 tahun. Untuk 2024, kita estimasikan bisa menumbuhkan 3.500 start-up sehingga membuka lapangan kerja," jawab Ma'ruf.
Meski angka pengangguran telah turun ke level terendah sejak 20 tahun terakhir, Ma'ruf berjanji akan terus menekan angka itu dengan lebih maksimum.
Menanggapi hal itu, Sandiaga Uno justru berbeda. Prabowo-Sandi melihat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi solusi bagi tenaga kerja. Sebab, dari data Sandi, UMKM yang ada di Indonesia mencapai 99,9% belum mendapatkan keberpihakan dari negara.
"Untuk tenaga kerja asing, kami memiliki konsep yang sangat jelas, siapapun yang bekerja di sini harus bisa berbahasa Indonesia. Kami pastikan juga perbandinganya terukur dengan baik. UMKM solusianya, jika kita berpihak pada penciptaan lapangan kerja UMKM. Program OK OCE yang kami dorong berpihak pada UMKM," urainya.
Sandi menjelaskan, program OK OCE yang telah dilaksanakan di DKI Jakarta, juga akan diangkat ke level nasional. Dari program itu, masyarakat akan mendapatkan pendampingan, kemudahan perizinan, dan memberikan akses permodalan.
"Kalau ada lowongan pekerjaan, berikan pada anak-anak Indonesia sendiri," urainya.
Ma'ruf Amin tak sepakat dengan pendapat Sandiaga Uno. Menurut Ma'ruf, TKA hanya diperbolehkan bekerja pada bidang-bidang yang tidak ada di Indonesia, serta dalam rangka transfer teknologi.
"Selain meningkatkan akses usaha, pemerintah pun masih juga memberikan subsisdi dengan sistem jaminan sosial. Oleh karena itu, kami mengeluarkan kartu sembako murah, kartu pra kerja, sampai mereka memperoleh pekerjaan. Banyak penerima Bansos berubah menjadi mandiri," kata Ma'ruf.
Debat kali ini hanya calon wakil presiden dengan tema "Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial dan Budaya". Debat dipandu oleh moderator Alfito Deanova Ginting dan Putri Ayuningtyas, serta digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/3) mulai pukul 20.00 WIB.
Untuk menyaksikan live streaming debat kandidat, bisa disaksikan di sini: