Debat kandidat calon wakil presiden yang digelar Minggu (17/3) disebut-sebut penuh kejutan. Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno sama-sama tampil di luar ekspektasi.
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin membuktikan kapasitas lebih tinggi dari perkiraan. Selama ini, mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
"Debat cawapres kemarin itu surprise. Kejutannya di mana? Karena banyak orang yang memandang rendah Ma'ruf Amin sebelumnya. Tetapi dalam debat cawapres kemarin itu beliau memang tampil memukau, mematahkan anggapan orang selama ini," ujarnya di kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Matraman, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurut dia, Ma'ruf Amin dinilai lebih memahami strategi debat ketimbang cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno sebagai penantangnya. Sebab, Ma'ruf mengolaborasikan masalah, solusi, dengan ilmu fikih yang dimilikinya.
"Itu memang mengejutkan dan sungguh menarik, bahkan menggelitik. Saya kira ini pilihan diksi yang menurut saya bagian dari strategi juga, selain untuk mencairkan suasana kebekuan," paparnya.
Kendati demikian, Karyono menilai performa Sandi dalam debat terbilang lebih baik ketimbang capres Prabowo Subianto. Sandi dinilai lebih bisa menjelaskan masalah secara lebih sederhana dan menjelaskan solusi konkret ketimbang pasangannya, Prabowo.
"Debat malam itu, saya melihatnya dua sosok ini lebih baik dari Prabowo Subianto, baik dalam menyampaikan, strategi komunikasi, maupun penguasaan materi. Untuk Sandiaga Uno, saya harus katakan dia lebih baik dari calon presidennya. Sandi lebih luas perspektifnya, cara penyampaian dalam debat lebih artikulatif, santai, dan mengalir. Kalau Prabowo agak kaku dan hanya menjelaskan secara makro saja tanpa solusi yang jelas," kata dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti. Dia menganggap debat ketiga kemarin adalah yang paling menarik dari rangkaian sebelumnya. Sebab, baik Ma'ruf Amin maupun Sandiaga Uno sama-sama lebih menonjolkan gagasan ketimbang retorika.
"Saya rasa debat ketiga semalam adalah debat yang paling bagus. Apalagi untuk Pak Ma'ruf, dia tampil di luar dugaan, penuh gagasan dan juga banyak mengeluarkan ilmu fikih," kata dia pada kesempatan yang sama.
Meski begitu, Ray dan Karyono sama-sama menilai debat kandidat cawapres tidak akan mengerek elektabilitas kedua pasangan calon. Sebab, debat itu belum bisa dijadikan alat untuk meyakinkan pemilih mengambang (undecided voters) yang masih mencapai 10%.
"Sebenarnya, kalau dilihat dari hasil riset, pengaruh debat dalam mempengaruhi pilihan di Indonesia belum signifikan. Baik itu debat capres maupun cawapres. Paling efeknya 1% bagi undecided voters. Tapi itu Ma'ruf menguatkan pemilih NU, dan itu membuat pula yang awalnya Ma'ruf tidak begitu memberi efek kepada Jokowi, kini mulai terasa efeknya," kata dia.