Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo diyakini lebih unggul pada debat keempat pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Pasalnya, pemaparan Jokowi disebut lebih baik karena jauh lebih berpengalaman dibandingkan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
“Saya melihat secara pribadi Pak Jokowi jauh lebih berpengalaman,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Helmy Faishal Zaini, di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu, (30/3).
Helmy menilai, perdebatan antara keduanya dengan tema ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan dan hubungan internasional, Jokowi lebih unggul dengan nilai sebesar 70. Sementara lawan debatnya, Prabowo, dinilai Helmy mendapat skor 30.
"Kalau diskor itu 70 untuk Jokowi dan 30 untuk Prabowo," ujar Helmy.
Meski demikian, Helmy Faishal, mengajak seluruh masyarakat untuk melihat debat kandidat sebagai sebuah ajang pendidikan politik, karena debat ini merupakan ajang menyampaikan argumentasi bagi para calon presiden secara ilmiah dan edukatif.
“Ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Tidak perlu kita saling ada ngotot-ngototan dan marah saling membenci dan bermusuhan. Karena tokoh-tokoh kita juga saling merangkul dan tertawa, kenapa kita di bawah saling marah-marah. Mari kita jaga demokrasi ini dengan baik," kata Ahmad.
Sementara pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyebut debat capres keempat Pilpres 2019 kali ini lebih menarik dibandingkan debat-debat sebelumnya.
"Debat malam ini jauh menarik dari debat sebelumnya. Prabowo tampil menyerang dalam berbagai isu salah satunya soal kebocoran negara dan pertahanan keamanan yang dianggap masih lemah," kata Adi.
Menurut dia, inilah yang ditunggu masyarakat ketika menyaksikan debat capres. Prabowo yang tampil menyerang, dalam pernyataannya, disampaikan dengan cara yang halus.
Adi mengatakan, cara Prabowo yang tampil menyerang capres nomor urut 01 itu bagian dari strategi.
“Prabowo yang menyerang secara halus tak seperti dua debat sebelumnya terlihat tampil manis. Prabowo ingin menunjukkan pada publik bahwa ia perlu juga tampil menyerang dalam debat," kata Adi.
Menurut dia, mantan Danjen Kopassus itu ingin membuktikan bahwa ia tak melindungi kelompok radikal intoleran. Sebagai mantan tentara, Prabowo ingin menegaskan sikap nasionalisme untuk mempertahankan Indonesia.
“Dengan menyebut ibunya nasrani dan ia mantan tentara, Prabowo ingin membalikkan tuduhan bahwa Prabowo pro khilafah,” ucap Adi. (Ant)