Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan usul pembubaran koalisi parpol pendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 merupakan pendapat sepihak dari Partai Demokrat. Ia pun mempersilakan Demokrat hengkang dari koalisi.
"Itu pendapat sepihak partai Demokrat. Mungkin Demokrat melihat bahwa mereka sudah tidak lagi bagian dari koalisi. Dulu mereka juga gabung atas keinginan sendiri. Nah, sekarang kalau mau pisah, itu juga boleh atas keinginan sendiri," kata Saleh dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (10/6).
Sebelumnya Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik mengusulkan koalisi parpol pengusung para kandidat di Pilpres 2019 dibubarkan. Menurut Rachlan, pembubaran koalisi dapat menurunkan tensi politik di akar rumput.
“Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung,” tulis Rachland di Twitter pribadinya @rachlandnasidik.
Saleh menduga Demokrat menginginkan keluar dari koalisi karena sudah mendapat tawaran yang lebih baik. Apalagi, lanjut dia, usulan keluar atau pembubaran koalisi juga marak disampaikan oleh para pengurus Partai Demokrat lainnya.
"Tentu ada target dan sasaran yang mau dicapai. PAN tidak bisa mencampuri sikap politik partai lain. Kami menghargai semua pilihan yang ada. Tidak ada paksaan sedikit pun," ujar dia.
Menurut Saleh, pembubaran koalisi tidak bisa diputuskan oleh seorang Prabowo saja. Pembubaran koalisi, lanjut Saleh, harus dibahas lintas partai.
Lebih jauh, Saleh meminta agar Demokrat berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang potensial memecah belah para penghuni koalisi Prabowo-Sandi.
"Saya kira Demokrat memiliki masalah tersendiri dengan Prabowo-Sandi. Jika itu betul, sebaiknya disampaikan langsung, tidak perlu diumbar di publik. Kalau diumbar, orang pasti akan menduga ada manuver tertentu untuk mendapatkan sesuatu," ujar dia. (Ant)