Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, mengatakan banyaknya kader Partai Demokrat yang membelot atau mengalihkan dukungannya dari pasangan calon nomor urut 02 ke pasangan calon nomor urut 01 akan membuat Prabowo-Sandiaga semakin sulit mengejar elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurutnya, pengalihan dukungan ke Jokowi-Maruf tersebut diprediksi akan memengaruhi kesolidan kubu Prabowo-Sandiaga. Alasannya, jumlah kader Partai Demokrat yang mendukung Jokowi-Ma'ruf lebih banyak ketimbang Prabowo-Sandi.
“Gejala ini harus diwaspadai oleh Prabowo-Sandiaga. Sebab, jika tidak pihak 02 akan makin sulit mengejar elektabilitas petahana yang terbilang cukup besar,” kata Ujang di Jakarta pada Rabu, (6/3).
Ujang menyarankan, agar kubu Prabowo-Sandiaga segera berkonsolidasi dengan para elit Partai Demokrat untuk menuntut kesolidan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu agar serius memenangkan Prabowo-Sandiaga.
“Mau tidak mau. Suka tidak suka Prabowo-Sandi harus terus menjaga konsolidasi politik dengan Demokrat. Kerja keras konsolidasi di internal tim agar lebih solid. Kerja keras berkampanye menyapa rakyat, agar rakyat simpati kepada kubu Prabowo-Sandi,” katanya.
Lebih lanjut, Ujang menambahkan, Prabowo harus bisa meyakinkan para elit Partai Demokrat untuk bisa mendukung dan memenanginya, karena jika tidak para elit partai berlambang Mercy itu akan lari ke Jokowi-Ma'ruf.
"Pendekatannya tentu dengan cara meyakinkan elit-elit dan kader-kader Demokrat dengan cara komunikasi yang intensif," katanya.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut kalangan umat Islam di Partai Demokrat bakal mengalihkan dukungannya kepada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin. Alasannya, karena partai berlambang Mercy itu tak tegas menentukan sikapnya pada Pemilu 2019.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan dari hasil survei yang dilakukannya selama seminggu atau pada 18 sampai 25 Februari 2019, menunjukkan 61,2% pemilih muslim di Partai Demokrat memilih mendungkung Jokowi-Ma'ruf. Sedangkan 36,7% mendukung Prabowo-Sandiaga.
“Partai Demokrat kurang tegas dalam menentukan sikap politiknya, sehingga terkesan adanya pembiaran terhadap kadernya untuk memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Jadi, mau pilih si A atau si B, tidak jelas,” kata Ardian.