close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Petugas logistik KPU Pusat memeriksa surat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 untuk pemilih luar negeri di gudang logistik KPU di Benda, Tangerang, Banten, Kamis (7/2/2019).  Antara Foto
icon caption
Petugas logistik KPU Pusat memeriksa surat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 untuk pemilih luar negeri di gudang logistik KPU di Benda, Tangerang, Banten, Kamis (7/2/2019). Antara Foto
Pemilu
Jumat, 08 Februari 2019 16:14

Golput hak warga negara, KPU: Tapi tidak keren

Pilihan Golput lebih cocok dan bisa diterapkan pada masa Orde Baru.
swipe

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan memilih untuk menjadi golongan putih atau Golput merupakan hak warga negara. Namun demikian, pilihan tersebut tidak lah keren lagi untuk saat ini lantaran tak turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan sekali.

Komisioner KPU, Viryan Aziz, karena itu mengingatkan agar pada 17 April 2019 masyarakat tetap menggunakan hak pilihnya, meskipun pada hari tersebut bersamaan dengan hari libur nasional yakni wafatnya Isa Almasih.

“Libur kan bisa tiap minggu, (sedangkan, partisipasi) memilih (hanya) lima tahun sekali. Rugi kalau tidak memilih,” kata Viryan Aziz di Jakarta pada Jumat (8/2). 

Menurut Viryan, pilihan tidak memilih alias golput tidak bermanfaat dan merugikan masyarakat serta dirinya sendiri. Pasalnya, dengan tidak memilih maka akan tetap ada calon yang nantinya menang dalam pemilihan tersebut. 

“Kita diberikan kesempatan untuk menentukan siapa yang akan terpilih. Tetapi, jika memilih untuk tidak terlibat akan rugi. Sebab, nasib kita akan ditentukan oleh mereka,” ujar Viryan. 

Viryan menegaskan, siapa calon yang nantinya akan terpilih masyarakatlah yang menentukan. Setelah itu, perjalanan selama lima tahun ke depan akan ditentukan oleh mereka yang terpilih.

"Mau nasibnya ditentukan dengan orang yang kita tidak tahu (asal usulnya)? Kita serahkan begitu saja?," kata Viryan.

Menurut Viryan, pilihan masyarakat untuk Golput bisa diterapkan pada masa Orde Baru. Namun, jika pilihan Golput diterapkan pada saat ini tidak tepat. Sebab, tidak ada intimidasi dari pihak mana pun untuk memilih salah satu kandidat. “Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan hak pilihnya,” tutur Viryan. 

Lebih lanjut, Viryan mengatakan, saat ini satu suara sangat menentukan siapa yang akan terpilih nantinya. Ia pun memastikan adanya potensi manipulasi seperti yang terjadi di masa lalu sangatlah kecil.

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan