Gubernur Aceh non-aktif Irwandi Yusuf mengakui bahwa calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memiliki lahan yang cukup luas di provinsi tersebut.
Saat debat capres, Jokowi menyebut Prabowo menguasai lahan di Aceh seluas 120.000 hektare dan di Kalimantan Timur 220.000 hektare.
"Ada lahan 150.000 hektare, sekarang mungkin yang aman 100.000 hektare. Gede lho, tapi itu sebelum saya jadi Gubernur Aceh," kata Irwandi di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (18/2).
Irwandi menyampaikan hal itu sebelum sidang untuk perkara dugaan penerimaan suap Rp1,05 miliar dari Ahmadi selaku Bupati Kabupaten Bener Meriah kepada Irwandi Yusuf dan penerimaan gratifikasi berupa hadiah dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp8,717 miliar.
Pemberian suap Rp1,05 miliar itu terkait proyek-proyek yang bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2018 di Kabupaten Bener Meriah.
Sebelumnya, dalam debat kandidat calon presiden (capres) pada Minggu (17/2), capres nomor urut 01 Joko Widodo mengatakan lawannya Prabowo Subianto memiliki lahan luas di Aceh Tengah dan Kalimatan Timur.
"Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan luas di Kaltim sebesar 220.000 hektare dan di Aceh Tengah 120.000 hektare. Saya hanya ingin sampaikan, pembagian seperti ini tidak dilakukan di masa pemerintahan saya," kata Joko Widodo.
Prabowo dalam sesi debat selanjutnya pun mengakui hal tersebut.
"Tadi disinggung tanah yang saya kuasai ratusan ribu hehktare di beberapa tempat, itu benar, tapi itu adalah HGU (hak guna usaha), milik negara. Setiap saat negara bisa ambil kembali dan kalau untuk negara, saya rela mengembalikan itu semua. Tapi daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola," kata Prabowo.
Menurut Irwandi, Jokowi juga pernah bekerja di Bener Meriah.
"Pak Jokowi lebih tahu sebab Pak Jokowi kerja di sana juga dulu, di Bener Meriah. Pokoknya di sana tiga tahun dia dengan pak Prabowo di bidang pinus hutan industri, pinusnya dipakai untuk bahan paper (kertas), ada pabrik kertas di sana. Jadi, memang terjadi penebangan tapi minim penanaman," ungkap Irwandi.
Namun menurut Irwandi, pabrik kertas tersebut punya masalah.
"Sudah bermasalah, pabriknya bermasalah, hutannya bermasalah, masa aku, masih ada penebangan-penebangan, tahun pertama dan kedua, tapi kuhentikan, kok banyak ditebang tapi yang lama-lama di tebang kok masih botak, tidak ditanam, mau diajukan perpanjangan izin, tidak aku teken," ungkap Irwandi. (Ant).