close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Prabowo dan Sandiaga saat sedang bersantai pada momen debat pilpres./Facebook.
icon caption
Prabowo dan Sandiaga saat sedang bersantai pada momen debat pilpres./Facebook.
Pemilu
Selasa, 22 Januari 2019 13:29

Perbedaan hasil survei elektabilitas dinilai wajar

Selisih persentase lembaga survei Median dengan lembaga lain dinilai wajar oleh peneliti.
swipe

Pascadebat pertama pilpres pekan lalu, lembaga survei Media Survei Nasional atau Median merilis hasil soal elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno yang memperkecil gap elektabilitas. Publik terutama lawan politiknya bereaksi dengan menuding kalau hasil survei Median berat sebelah. 

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Tb Ace Hasan Syadzily tidak yakin akan hasil survei Median. Ia justru  mengingatkan agar masyarakat aktif untuk mencari tahu latar belakang lembaga survei partisan. 

"Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," kata Ace pada Selasa (22/1). 

Ace beralasan mayoritas lembaga survei menyebut selisih suara pangan Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi dua digit atau sekitar 20%, jadi menurutnya terbilang tidak biasa ketika lembaga survei menemukan hasil lain. Ace menuding hasil survei Median, seakan membenarkan klaim yang dilakukan yang oleh Prabowo-Sandi selama ini.

"Beberapa saat setelah klaim survei internal paslon 02 itu disampaikan ke publik, muncul rilis Median menjustifikasi klaim survei internal bahwa selisih elektabilitas pada Januari tinggal satu digit atau sekitar 9,2%," kata Ace.

Memang hasil survei Median berbeda dengan hasil berbagai lembaga pada survei sebelumnya. Misalnya: Populi Center, LSI, Litbang Kompas, Indikator Politik yang menyebutkan elektabilitas Jokowi diatas 50%. Hanya Median, kata Ace yang menampilkan elektabilitas Jokowi 47,9%. 

Politisi Partai Golkar itu yakin paslon capres dan cawapres 02 kesulitan untuk mengejar ketertinggalan dari paslon capres dan cawapres 01. 

"Karena apa? Karena Median menyebut kenaikan suara paslon capres dan cawapres 02 cenderung lambat. Dalam tiga bulan naik sekitar 3,2%," pungkasnya.

Selisih persentase yang tipis sebesar 9,2% merupakan selisih yang jauh dengan lembaga survei lain dinilai Peneliti Politik LIPI Wasisto Raharjo Jati sebagai hal yang wajar.

Sebab ada perbedaan dengan lembaga survei lain seperti dalam hal: jumlah proporsi suara responden yang dijadikan sampel berbeda antar lembaga survei, metode yang digunakan dan batas margin of error yang berbeda. 

"Perbedaan dengan Median menjadi celah abu-abu dalam survei," kata Wasisto. 

Hanya Wasisto mengingatkan, lembaga survei harus lebih terbuka untuk membuka metode pengolahan data kepada publik. Sebab hal tersebut tentang kredibilitas lembaga survey dipertaruhkan.

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan