Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbarunya tentang pemilihan Capres-Cawapres berdasarkan alasan memilihnya. Dari survei yang dilakukan kepada 2000 responden sejak 22 Desember 2018-2 Januari 2019, menunjukkan 53,2% responden memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Lalu sekitar 34,1% responden memilih Prabowo-Sandiaga Uno. Sisanya, 12,7% menyatakan tidak tahu.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, mengatakan dari 53,2% responden pemilih Jokowi, sebanyak 34,3% di antaranya menyatakan alasannya memilih Jokowi-Ma'ruf Amin karena kinerjanya yang dianggap bagus dan berpengalaman.
Selain itu, sebanyak 32% pemilih menyatakan karena keduanya berjiwa sosial dan merakyat. Selanjutnya, pemilih dengan alasan karena kesukaannya terhadap Jokowi sebanyak 11,7%.
“Pemilih jenis ini atau yang terakhir adalah mereka yang termasuk ke dalam pemilih fanatik,” kata Yunarto di Kantor Charta Politika Indonesia pada Rabu (16/1).
Sementara itu, Yunarto mengungkapkan, kesukaan pemilih terhadap calon Wakil Presiden dari nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin ternyata tak sampai 1%. Angka ini berbanding jauh bila dibandingkan dengan Jokowi.
“Yang beralasan memilih karena kesukaan terhadap Ma'ruf Amin hanya berjumlah 0,2%,” ucap Yunarto.
Menurut Yunarto, rendahnya tingkat kesukaan publik terhadap Ma’ruf Amin karena keterbatasan yang bersangkutan. Hal tersebut memang tidak bisa dipaksakan karena akan berpotensi menjadi bumerang bagi Jokowi sendiri.
“Bahkan di kalangan ulama dan pemilih berbasis agama pun tidak bisa dipaksakan untuk mengoptimalkan Ma'ruf Amin,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, rekam jejak Jokowi yang terlampau tinggi sangat membantu dalam pencalonan pemilihan presiden kali ini. Itu sebabnya, Yunarto mengatakan, sampai saat ini elektabilitas pasangan nomor urut 01 tetap lebih unggul di kalangan masyarakat ketimbang pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno.
“Selama Jokowi sudah unggul, buat apa dipaksakan mendongkrak electoral. Kecuali Jokowi masih tertinggal, sehingga mencari cara baru dan harus meningkatkan elektabilitas wakilnya untuk mendongkrak elektoralnya,” kata Yunarto.