close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PDIP disebut partai yang paling solid dalam menghadapi pembelahan suara./Antara Foto
icon caption
PDIP disebut partai yang paling solid dalam menghadapi pembelahan suara./Antara Foto
Pemilu
Rabu, 23 Januari 2019 17:11

Hasil survei: Partai paling solid dukung Prabowo dan Jokowi

Dua partai pendukung Prabowo Sandi, yakni Partai Demokrat dan Partai Berkarya paling banyak terbelah suaranya.
swipe

Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait sejumlah temuan adanya fenomena pembelahan suara atau yang dikenal dengan split-ticket voting. Split-ticket voting adalah perilaku pemilih yang memberikan suara kepada pasangan calon atau paslon berbeda dengan pilihan partai yang dia dukung. 

Indikator politik membuat sebuah simulasi dengan memakai metode random sampling, terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas pada periode 16-26 Desember 2018. 

Peneliti Senior Indikator, Rizka Halida merinci hasil simulasi yang didapat.

PDI Perjuangan memimpin perolehan suara dengan total suara 21,6%. Kemudian Gerindra 12,2%, Golkar 10,7%, PKB 9,3%, Demokrat 6,3%, Nasdem 5,3%, PKS 4,2%, PPP 4%, Perindo 3,4% dan PAN 2,7%.

Sementara itu, partai lain masih lebih rendah dukungannya dan sekitar 16,5% masih belum menentukan pilihan. 

Rizka menyebut dalam hal ini PDIP masih terbilang solid dalam mengantisipasi split ticket voting

"Pada kelompok partai koalisi pendukung Jokowi- KH Ma'ruf Amin, PDIP paling solid mendukung capres-cawapres yang diusung. PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," kata Rizka pada Rabu (23/1). 

Kemudian, lanjut dia, Golkar, PKB, Nasdem dan Perindo sekitar 27%-31%. Meski demikian, basisnya tidak searah dengan arah partai. PSI dan PKPI sangat solid mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin, tapi basisnya masih rendah. 

Di sisi lain, kubu Prabowo-Sandi juga mengalami split-ticket voting. Dua partai pendukung, yakni Partai Demokrat dan Partai Berkarya paling banyak terbelah mendukung petahana, sekitar 40% hingga 42%. 

Rizka menjelaskan terbelahnya suara disebabkan oleh beragam faktor. Semisal, isu fitnah PKI yang banyak menyerang Jokowi atau pun isu kejahatan HAM 97/98 yang banyak menyerang Prabowo. 

Kendati demikian, menurut Rizka, faktor basis demografi masyarakat juga cukup punya pengaruh. Misalnya, di suara pemilih Sunda, suara Jokowi-Ma'ruf juga terbelah. 

"Faktor demografi sangat menentukan," imbuhnya.

img
Rakhmad Hidayatulloh Permana
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Berita Terkait

Bagikan :
×
cari
bagikan