Kampanye terbuka perdana, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Banten sebagai tempat pertama berkampanye. Banten dinilai memungkinkan Jokowi untuk mencuri suara dari lawannya, Prabowo Subianto.
Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan sebenarnya Jokowi bisa mengeksploitasi sentimen kedaerahan di Banten. Sebab, wakilnya Ma'ruf Amin berasal dari Banten.
Jokowi sebenarnya bisa mengambil simpul-simpul tradisional di Banten. Sebab, iklim politik di Banten masih menunjukkan corak politik feodal dan oligarki keluarga tertentu.
Saran lain untuk memastikan suara di Banten aman, Jokowi bisa memanfaatkan partai koalisinya. Pemilihan legistatif atau pileg harus dapat terintegrasi dengan pemilihan presiden (pilpres), toh dalam lingkaran koalisi ada Golkar.
Meski diakui tren suara untuk Jokowi menguat namun kondisi saat ini masih dalam tataran kompetisi berat jadi belum bisa dipastikan kemenangannya.
Sementara untuk bisa menang di DIY Yogyakarta, Jokowi bisa mengangkat kembali nilai keberagaman di Yogyakarta. Hal ini berkaca pada kondisi di Yogyakarta yang kerap terjadi masalah intoleransi.
Direktur Para Syndicate Ari Nurcahyo menambahkan target Jokowi untuk menang di Banten dan Yogyakarta harus bisa ditindaklanjuti oleh Tim Kampanye Nasional. Ari mengkritik TKN yang terkesan hanya puas melalui selebrasi dan seremonial saja.
Apabila tahun 2014, Jokowi memiliki relawan organik namun berbeda pada tahun 2019 yang terlihat dipaksakan melalui beragam acara deklarasi. Maka, pada momen ini kampanye Jokowi bisa memanfaatkan kampanye terbuka, rapat terbuka dan deklarasi dari dukungan massa dikonversi menjadi pemilih.
"Ini rapat akbar dengan sebuah maklumat (target). Harus ditindaklanjuti oleh timses," kata dia.