close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Moderator Ira Koesno (kanan) menunjukkan undian pertanyaan yang diambil pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin dalam Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Antara Foto
icon caption
Moderator Ira Koesno (kanan) menunjukkan undian pertanyaan yang diambil pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin dalam Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Antara Foto
Pemilu
Sabtu, 26 Januari 2019 01:29

Jokowi gandeng Ma’ruf, Pakar: Pendukung yang kecewa bisa golput

Ada pula unsur kekecewaan karena keterpilihan Ma’ruf Amin mendampingi Jokowi.
swipe

Angka Undecided Voter dan Swing Voter pada saat ini masih terbilang cukup tinggi. Berdasarkan hasil survei yang dirilis Indikator Politik Indonesia, pada Januari 2019 terungkap jumlah Undecided Voter berada di kisaran 9,2%. Sedangkan Swing Voter ada di angka 14%.

Undecided Voter merupakan pemilih yang belum menentukan pilihan capres dan cawapres hingga ke tempat pemungutan suara (TPS). Artinya, pilihan mereka ditentukan saat menjelang hari H pencoblosan atau pada saat di TPS.

Sementara Swing Voter merupakan istilah untuk merujuk pada kelompok pemilih yang pada pemilu sebelumnya mendukung partai A, tetapi pada pemilu mendatang dapat berubah mendukung partai B. Dari kedua golongan pemilih yang masih ragu ini, bukan tidak mungkin mereka turut serta menyumbang golput.

Menanggapi fenomena itu, pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Nuruddin Lazuardi, mengatakan kedua golongan pemilih ini harus menjadi perhatian bagi kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf. Sebab selain karena hoaks, menurutnya, ada pula unsur kekecewaan karena keterpilihan Ma’ruf Amin mendampingi Jokowi.

“Terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai wakil itu menimbukan pertanyaan bagaimana dengan pecinta Ahok. Mengganggu gak voter seperti ini, mereka saat ini mudah sekali dicekoki dengan berbagai informasi yang bias, karena tak puas. Ini yang bisa menambah golput,” kata Nuruddin saat ditemui Alinea.id di bilangan Cikini, Jakarta,pada  Jumat(25/1).

Nuruddin menyarankan, kepada kubu Jokowi-Ma'ruf untuk tak jumawa terhadap hasil survei yang menunjukan keunggulan pihaknya. Pasalnya, angka yang ditunjukkan tersebut bukanlah angka yang aman karena tak berbanding lurus dengan tingkat kepuasan publik.

“Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi itu 70%, tapi kok elektabilitasnya hanya 54%, ini ada jarak yang besar, ini tanda tanya besar, ada apa sebenarnya,” ujarnya.

Karena itu, ia menambahkan agar kubu Jokowi-Ma'ruf berhati-hati dengan potensi golput itu. Sebab, bukan tidak mungkin bisa menggerus suaranya pada pilpres nanti. Tim intelejen Jokowi-Ma'ruf, dosebut Nuruddin harus segara turun langsung ke masyarakat untuk meyakinkan para pemilih yang ragu terhadap Jokowi-Ma'ruf.

“Jadi mereka ragu sebenarnya bukan hanya karena hoaks dan berita bohong yang menyerang Jokowi, tapi karena ada hal lain, ya ada baiknya tim intelijen Jokowi-Ma'ruf kalau ingin memperkecil angka golput, ya turun ke masyarakat, gerak cepat di waktu yang tersisa ini, yakin kan undecided voter itu agar tak golput," kata Nuruddin.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan