Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengungkapkan bahwa memimpin negara tidak boleh diberikan kepada orang yang baru coba-coba.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan 10.000 pengusaha untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3) malam.
Jokowi pamer pengalaman dalam memimpin pemerintahan, mulai dari wali kota, gubernur, hingga presiden. Awalnya, Jokowi juga merupakan pengusaha yang menjadi Ketua Komisariat Daerah Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Soloraya.
"Apa yang ingin saya sampaikan, negara sebesar Indonesia ini 17.000 pulau, ini adalah sebuah kapal besar yang memerlukan sebuah nakhoda yang memiliki pengalaman," kata Jokowi.
Jokowi mengaku beruntung bisa mendapatkan pengalaman kepemimpinan dari berbagai jenjang.
"Saya beruntung diberikan pengalaman mulai dari bawah sebagai wali kota dua periode, kemudian naik ke jenjang tengah sebagai gubernur di DKI Jakarta dan juga jadi presiden yang sekarang menginjak 4,5 tahun," tuturnya.
Pengalaman tersebut, menurutnya, membantunya dalam mengelola sebuah negara sebesar Indonesia.
"Pengalaman itu memberikan keuntungan kepada saya dalam mengelola, menakhodai kapal besar negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucapnya.
Dia pun mengaku, bahwa untuk menjadi wali kota saja, dia harus menyesuaikan diri selama dua tahun.
"Sekali lagi saya perlu belajar menyesuaikan diri itu dua tahun lah. Kalau negara, kalau saya enggak miliki pengalaman sebagai wali kota, sebagai gubernur, naik ke presiden, ya mungkin enggak tahu berapa tahun. Wali kota saja saya belajar dua tahun, apalagi presiden," ujarnya.
Lantas, dengan nada sedikit menyindir, Jokowi menyebut negara tak boleh dipimpin oleh orang yang masih coba-coba.
"Artinya apa, jangan diberikan yang masih coba coba, gitu lho. Setuju enggak? Itu yang saya maksud. Saya ngomong apa adanya," ungkapnya.