close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) memberikan arahan kepada anggota perwakilan partai politik saat Deklarasi Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin Provinsi Jambi di Jambi, Minggu (16/12)./AntaraFoto
icon caption
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) memberikan arahan kepada anggota perwakilan partai politik saat Deklarasi Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin Provinsi Jambi di Jambi, Minggu (16/12)./AntaraFoto
Pemilu
Minggu, 16 Desember 2018 22:01

Jokowi: Penurunan harga CPO memengaruhi elektabilitas

Penurunan harga komuditas itulah yang Jokowi nilai menyebabkan kepuasan publik dan elektabilitasnya menurun.
swipe

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebutkan alasan penurunan elektabilitasnya dengan calon wakil presiden Ma'ruf Amin menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Kenapa elektabilitas di Sumatra turun? Termasuk di Jambi turun, walau sedikit? Problemnya karena harga komoditas turun crude palm oil (CPO) turun, karet turun," kata Jokowi di Hotel Abadi, Jambi (16/12).

Jokowi menyampaikan hal itu dalam pembekalan calon anggota legislatif dan rapat Tim Kampanye Daerah (TKD) di Jambi.

"Harga kelapa turun, harga global turun, pemerintah tidak mungkin menguasai pasar global karena itu mekanisme pasar. Saya berikan contoh misalnya sawit di Uni Eropa kita 'di-banned', 'di-block' karena di sana ada bisnis yang mirip-mirip kelapa sawit yaitu minyak bunga matahari di Prancis, untuk melindungi itu, minyak kita dipersulit," tambah Jokowi.

Penurunan harga komuditas itulah yang Jokowi nilai menyebabkan kepuasan publik dan elektabilitasnya menurun.

"Ini sebenarnya urusan bisnis, terus kita mau apa? Bolak-balik, saya juga kemarin ketemu PM China, minta tambahan kelapa sawit 500 ribu ton tapi harganya tidak menarik, jangan dipikir pemerintah tidak mengerti problem makro Sumatra, masalah makro Jambi," kata Jokowi.

Penurunan harga komoditas itu juga diakibatkan produksi CPO Indonesia terlalu besar.  Lahan sawit 13 juta hektare dengan produksi 42 juta ton per tahun.

Hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin berpotensi memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Lembaga survei Median merilis survei soal elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul 47,7 %, Prabowo-Sandiaga 35,5% dengan "undecided votters": 16,8%.

Survei dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden yang memiliki hak pilih dengan "margin of error" survei +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sedangkan berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul 60,4% sementara Prabowo-Sandi hanya 29,8%. Survei itu dilakukan pada 7-14 September 2018 terhadap 1.220 responden dengan "response rate" 1.074 responden. Survei dengan metode "multistage random sampling" dan "margin of error" kurang lebih 3,05%. Sedangkan responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka.

Acara tersebut juga dihadiri Ketua Tim Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Erick Thohir, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar, Wali Kota Jambi Syarif Fasha dan sejumlah tokoh lainnya. (ant)
 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan