Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengaku telah mengeluarkan duit untuk kampanye senilai US$100 juta setara Rp1,4 triliun. Kekayaan Sandi bahkan merosot sepertiganya, mencapai Rp5 triliun.
Bloomberg mencatat, dana itu digelontorkan dari kantong pribadi Sandiaga Uno untuk mengalahkan capres petahana Joko Widodo. Namun, duit itu diperkirakan baru uang muka untuk memenangkan Pilpres 2019.
Beberapa tahun lalu, Sandiaga relatif tidak dikenal di kancah perpolitikan Indonesia. Sekarang, dia melenggang sebagai cawapres mendampingi mantan Jenderal Prabowo Subianto.
Terakhir kali, Sandiaga disorot tajam saat memenangkan Pilgub DKI Jakarta bersama Anies Baswedan lantaran suaranya melesat. Saat itu, Anies-Sandi melawan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang merupakan orang dekat Jokowi.
Lulusan Universitas George Washington itu sekarang menargetkan basis dukungan tradisional presiden di Jawa Tengah. Sandi telah berkampanye di lebih dari 1.500 titik pelosok Tanah Air.
"Ini adalah lingkungan yang sulit karena kami melawan petahana, tetapi kami memiliki momentum yang baik," kata Uno dalam kampanye rapat umum seperti dilansir Bloomberg, Rabu (27/3).
Menurut Sandi, masyarakat pada umumnya memahami pesan yang disampaikan tentang keinginan untuk meningkatkan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan terutama bagi kaum muda. Prabowo-Sandi ingin fokus kepada stabilitas harga bahan pokok dan harga makanan.
Setelah berlari di lebih dari selusin maraton di kota-kota dunia seperti New York Amerika Serikat, Tokyo Jepang, dan London Inggris, Sandi kini tengah berada dalam balapan terbesar dalam karir politiknya yang singkat.
Bersama Prabowo, Sandi menghadapi tantangan tambahan untuk menggulingkan petahana. Sesuatu yang memang tidak pernah terjadi dalam sejarah pemilihan presiden secara langsung di Indonesia.
Para pengamat bahkan menilai kampanye ini sebagai ancang-ancang untuk pemilu presiden pada 2024 mendatang. "Aku selalu sangat terdepan. Para pakar politik mungkin memiliki analisis dan prediksi sendiri. Tetapi fokus saya sekarang 17 April 2019. Jika kita kehilangan fokus dan mulai berfikir tentang masa depan, saya pikir kita akan kehilangan kesempatan ini," kata Uno.
Menang atau kalah pada April mendatang, Sandi dinilai telah membangkitkan ketidakjelasan adanya pemimpin muda dalam beberapa tahun terakhir. Pada usia 49 tahun, Sandi terbilang muda dengan standar politik Indonesia.
"Sandiaga jelas memiliki ambisi untuk mencalonkan diri untuk jabatan tertinggi dan dia telah menggunakan kampanye wakil presidennya untuk membangun profil nasional yang mengesankan, yang akan mendukung pencalonan presiden berikutnya," kata Ben Bland, Direktur Proyek Asia Tenggara dari Institute Lowy di Australia.
"Setelah karier bisnis yang sukses, dia memiliki komoditas politik yang sangat penting di Indonesia, uang untuk mendanai kampanye, seperti yang dia lakukan untuk Prabowo," imbuhnya.
Kekayaan Sandiaga Uno
Sandiaga mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Induk perusahaan investasi dengan kode saham SRTG itu didirikan nyaris 20 tahun yang lalu pascakrisis keuangan Asia 1998.
Saat ini, setelah tujuh bulan sibuk berkampanye melintasi negara dengan jarak seperti New York hingga London, Sandi melihat kekayaannya menyusut sekitar US$360 juta setara Rp5 triliun.
"Ini akan turun secara signifikan pada 2018. Saya kehilangan mungkin sepertiga dari kekayaan bersih saya," kata Sandi seraya menambahkan dia telah menghabiskan uang sekitar US$100 juta setara Rp1,4 triliun untuk kampanye.
Jika dikonfirmasi, pengeluaran kampanye yang sudah dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Februari 2019, Sandi telah menggelontorkan dana Rp95,4 miliar dari total Rp134 miliar dana kampanye Prabowo-Sandi. Pada 2014, Jokowi dilaporkan menghabiskan dana Rp293 miliar untuk kampanye.