close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto repro Sultan Hamengku Buwono X. Alinea.id/Oky Diaz
icon caption
Foto repro Sultan Hamengku Buwono X. Alinea.id/Oky Diaz
Pemilu
Jumat, 02 Februari 2024 11:47

Ketika 3 capres berupaya merebut hati Sri Sultan Yogya

Sultan Yogyakarta memiliki simbol politik pemersatu yang sangat kuat di mata publik.
swipe

Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) telah menerima kedatangan tiga pasangan calon (paslon) presiden. Ketiganya disambut Gubernur Yogya itu, di komplek kepatihan.

Ganjar menjadi calon presiden pertama yang menyambangi Sultan HB X. Kunjungan itu dilakukan Ganjar pada akhir Desember 2023. Prabowo-Gibran menjadi tamu kedua pada 22 Januari 2024. Keesokan harinya, Anies Baswedan menyusul dan menjadi tamu ketiga.

Sri Sultan mengaku, membahas berbagai hal dengan ketiga capres yang mengunjunginya. Meski tidak ada hal yang secara khusus dibahas, tetapi intinya berdialog untuk menjadikan Indonesia lebih baik.

Namun, Sri Sultan berpesan agar kebinekaan tetap dijaga oleh para capres. Termasuk bagi sosok yang terpilih menjadi Presiden Indonesia dari hasil Pemilu 2024.

Ia menganalogikan golongan maupun suku dan agama sebagai bendera. Jadi, biarpun berasal dari satu bendera, tetapi setiap paslon tidak merasa berkuasa ketika memimpin. Karena kekuasaan untuk semua rakyat, tanpa membedakan. Sekecil apa pun bendera itu diangkat, pemilihnya merupakan bagian dari masyarakat.

“Kalau bisa, pemimpin itu bisa mengibarkan semua bendera,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengaku, tidak kaget dengan sikap ketiga capres untuk menyambangi sang sultan. Sebab Yogya dipandang sebagai episentrum ketokohan dan politik.

Makanya, penting untuk mendapatkan dukungan kesultanan Yogya. Apalagi Yogya memiliki nilai historis dari zaman kemerdekaan. 

Tetapi Adib melihat, Prabowo yang paling memungkinkan untuk mendapatkan hati sang sultan. Pasalnya, Prabowo mendapat dukungan Jokowi. Dan ditengarai sang sultan mendukung mantan Gubernur DKI itu. Maka Prabowo pun hanya tinggal menikmati buah dari pohon yang ditanam Jokowi.

Sementara ‘solo karir’ Ganjar ketika mengunjungi kepatihan dianggap hubungan antara tokoh. Tak terkecuali Anies.

“Di situlah keberuntungan Prabowo Subianto,”  katanya kepada Alinea.id, Selasa (30/1).

Namun pengamat politik Bambang Arianto memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, kemenangan politik tidak sepenuhnya dilihat dari restu untuk kontestasi ini. Sebab pasangan calon juga mencari silaturahmi.

“Sebenarnya, menang atau tidak itu tergantung mesin politik dari setiap kandidat politik,” katanya kepada Alinea.id, Kamis (1/2).

Dampak dari menjaga siilaturahmi ini, kata Bambang, bakal mendongkrak elektabilitas setiap kandidat politik terutama di mata publik. Lantaran Sultan Yogyakarta memiliki simbol politik pemersatu yang sangat kuat di mata publik.

Terlebih model kepemimpinan Sultan Yogya yang diterapkan selama ini cukup demokratis dan partisipatif. Yogyakarta juga menjadi salah satu wilayah yang masih memiliki magnet elektoral yang cukup kuat.

“Artinya, bila seorang kandidat politik ingin mendapatkan kepercayaan publik, maka akan lebih baik selalu intens melakukan silaturahmi politik kepada Sultan Yogyakarta,” ujarnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan