Tim Kampanye Nasional (TKN) mengomentari pernyataan politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) mengenai Pemilu yang diibaratkan sebagai perang baratayuda dan armageddon. Pernyataan tersebut dianggap tidak sesuai dengan konsep Pemilu yang sebenarnya.
Wakil Ketua TKN, Arsul Sani mengatakan Amien Rais selalu menggunakan diksi yang bombastis dan ia mengaku tidak setuju dengan perumpamaan yang digunakan Amien Rais untuk Pemilu 2019 mendatang.
“Saya kira kita sudah sama-sama mengenal Amien Rais ini diksi-diksinya selalu bombastis, tapi bangsa kita ini sudah mengalami Pemilu nanti 2019 itu sudah 10 kali. Jadi tidak ada seperti itu, tidak akan seperti itu,” ujar Arsul di DPR, Senin (3/12).
Arsul juga berpendapat masih banyaknya masyarakat yang menganggap kontestasi politik sebagai suatu proses pemilihan yang biasa saja. Meskipun tidak bisa ditampik adanya beberapa momentum sedikit memanas yang masih wajar dalam situasi politik belakangan ini.
“Ya memang ada panas-panasan sedikit, tapi bukan perang baratayuda. Kita juga minta Pak Amien jangan gunakan diksi-diksi yang seperti itu juga,” ucapnya.
Sementara itu, Sekjen Partai NasDem, Johnny G. Plate juga mengatakan Pemilu merupakan sebuah pesta demokrasi. Sesuai dengan konsep sebuah pesta, seharusnya proses tersebut dilakukan dengan rasa ceria.
Johny membeberkan, di koalisi Jokowi-Ma’ruf sendiri telah sepakat mengedepankan situasi ceria dalam kontestasi Pemilu. Menurutnya, Pemilu harus dijadikan pesta di mana konstituen dapat memilih seorang pemimpin.
Ia pun meminta agar Amien Rais sebaiknya tidak menggunakan diksi itu lagi. Apalagi perang baratayuda diartikan sebagai perang dunia akherat yang sangat jauh dari pemaknaan Pemilu.
“Pemilu 2019 itu pesta demokrasi, namanya juga pesta, bukan perang. Apalagi perang akhirat, Baratayuda itu perang akhirat,” paparnya.