Wakil Ketua Komisi II DPR, Saan Mustopa, mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merekrut pemuda sebagai tenaga ad hoc Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sebab, diyakini bakal berdampak positif ke depannya.
"Ini tentu ini sangat positif, ya," ujarnya. "[Dampaknya] bukan hanya tingkat partisipasi mereka, tapi juga mereka terlibat dalam semua proses di dalam tahapan pemilu."
Tenaga ad hoc pemilu, baik di KPU maupun Bawaslu, terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih), Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Saan menerangkan, jumlah generasi muda secara demografi mendominasi populasi. Mereka pun lebih bugar secara fisik dan teliti saat bekerja.
Hal tersebut, diyakini politikus Partai NasDem ini, bakal menekan risiko terulangnya ratusan petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia dan sakit saat bekerja pada 2019 silam.
"Di tahun 2019, banyak yang jadi korban [jiwa], banyak yang sakit. Dan itu enggak boleh terulang. Maka, proses rekrutmen di penyelenggara ad hoc itu penting," katanya.
Saan pun mengapresiasi KPU Kota Semarang lantaran meningkatkan kepesertaan pemuda sebagai tenaga ad hoc Pemilu 2024. Ia bahkan menyebut penyelenggara pemilu di Kota Semarang relatif siap mengadakan "pesta demokrasi".
"Dari semua yang sudah disampaikan, baik oleh KPU, baik oleh Bawaslu, dan juga Pemerintah Kota Semarang, dari sisi teknis maupun hal-hal yang lainnya, apa semua dilakukan dengan baik. Dan juga tahapan yang akan datang juga disiapkan dengan baik," tuturnya.
"Secara umum untuk menghadapi Pemilu 2024 yang akan datang, Kota Semarang relatif jauh lebih siap," imbuh Saan, mencuplik laman DPR.