Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggandeng Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pelibatan para tokoh agama ini sebagai upaya mewujudkan "pesta demokrasi" berkualitas.
"Kami diterima dengan penuh kehormatan dari pimpinan KWI, romo-romo yang menerima kami. Yang intinya kami mohon dukungan, mohon bantuan kerja sama dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 ini," kata Ketua KPU, Hasyim Asy'ari, usai beraudiensi dengan pimpinan KWI di Wisma KWI, Jakarta Pusat, pada Rabu (18/1).
Hasyim menuturkan, KPU tidak dapat bekerja sendiri dalam melaksanakan pemilu. Oleh karena itu, menjalin kerja sama guna mendapatkan dukungan dari segenap komponen masyarakat, termasuk pemuka agama.
Dikatakan Hasyim, KPU juga telah melakukan audiensi dengan tokoh agama lainnya, seperti pimpinan pusat Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), hingga Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Pimpinan KWI diharapkan dapat mengajak pemeluk agama Katolik untuk turut menjaga pelaksanaan pemilu dengan damai.
"Supaya kita bersama-sama dapat menyelenggarakan pemilu, yang tentu perlu partisipasi untuk menjamin, menjaga pemilu kita ini dapat diselenggarakan dengan aman, lancar, damai, demokratis, dan berintegritas," tutur Hasyim.
Ketua KWI, Mgr. Antonius Subiyanto Bunjamin, menambahkan, pihaknya akan mendukung langkah KPU menyelenggarakan pemilu dengan damai dan mengedepankan integrasi bangsa, khususnya di ranah keagamaan. KWI pun bakal mengajak umat Katolik berpartisipasi aktif dalam pemilu, baik sebagai pemilih maupun bagian dari penyelenggara.
"Kami sangat mendukung pekerjaan bakti para pimpinan KPU. Semoga sungguh-sungguh terjadi integrasi bangsa melalui Pemilihan 2024 ini," ujar Antonius.