close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menyampaikan orasi politiknya pada Kampanye Terbuka PPP di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (12/4)./ Antara Foto
icon caption
Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menyampaikan orasi politiknya pada Kampanye Terbuka PPP di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (12/4)./ Antara Foto
Pemilu
Kamis, 18 April 2019 10:01

Lolos ke DPR RI versi hitung cepat, PPP dinilai punya massa loyal

Perolehan suara PPP mengalami penurunan, namun tetap dapat menduduki kursi DPR RI.
swipe

Meski menunjukkan penurunan, perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) relatif stabil. Menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, PPP lolos melewati ambang batas parliamentary threshold (PT) 4%.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai, hal ini menunjukkan PPP memiliki pemilih loyal yang tidak mudah beralih karena isu-isu tertentu. Hal itu juga menunjukkan bahwa politik aliran masih kuat.

"Budaya politik di Indonesia menunjukkan bahwa para pemilih loyal ini masih sangat besar.  Mereka ini sulit berpindah ke partai lain.  Tentu pemilih loyal mengonfirmasi masih kuatnya politik aliran di Indonesia," kata Yon kepada reporter Alinea.id, Kamis (18/4).

Dibanding pemilu tahun 2014, perolehan suara PPP mengalami penurunan meski tidak signifikan. Hal ini agak di luar dugaan, karena sebelum pemungutan suara, Romahurmuziy yang masih menjabat sebagai Ketua Umum PPP, terjerat masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada 2014 lalu, PPP mendapat suntikan elektoral sebanyak 8.157.488 atau sekitar 6,5% dari total pemilih nasional. Adapun hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, menunjukkan PPP hanya melebihi sedikit ambang batas 4%.

Berdasar data Litbang Kompas, PPP mendapat 4,65% suara dari data masuk 97 %. Menurut Charta Politika, PPP mendapat 4,74% dari suara masuk 85,05%.

Hal yang sama terlihat pada hitung cepat Indikator dan LSI Denny JA. Dalam data Indikator, perolehan suara PPP berada di angka 4,45% dari total 93,82% sampel yang masuk. Sementara data LSI Denny JA, PPP mendapat 4,30% dari data sampel sebesar 87,55%.

Penurunan itu, lanjut Yon, merupakan imbas dari terjeratnya Romahurmuziy dalam kasus suap jual beli jabatan yang ditangani KPK.

"Kalau dibandingkan dengan hasil pemilu 2014, perolehan PPP versi hitung cepat nampak mengalami penurunan sekitar 2%.  Ini jelas karena pengaruh kasus korupsi yang mendera ketua PPP," ujar dia.

Selain itu, penurunan 2% persen suara PPP juga dinilai lantaran beralihnya swing voter yang sempat mengidolakan PPP. Namun demikian, PPP tetap dianggap mampu menjaga pemilihnya meski ditimpa dengan kasus dugaan korupsi.

"Naik turunnya lebih dipengaruhi oleh swing voters. Nah PPP memiliki pemilih loyal konservatif berbasis pedesaan yang tidak mempedulikan kasus korupsi yang terjadi pada pimpinan mereka," ucap Yon.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, ada sembilan partai yang berhak mendapat kursi di DPR RI. Mereka adalah PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, NasDem.

Kemudian PKS, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan PPP.

img
Armidis
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan