close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga berada dekat rumah yang roboh terdampak gempa bumi di Desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB, Minggu (17/3/2019).  Antara Foto
icon caption
Warga berada dekat rumah yang roboh terdampak gempa bumi di Desa Pesanggrahan, Montong Gading, Lombok Timur, NTB, Minggu (17/3/2019). Antara Foto
Pemilu
Minggu, 17 Maret 2019 18:16

Lombok diguncang gempa bumi, 2 orang dilaporkan meninggal dunia

Hingga pukul 16.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa bumi susulan.
swipe

Gempa bumi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, (17/3) sekitar pukul 14.07 WIB atau 15.07 WITA. Gempa bumi dengan kekuatan 5,8 Skala Richter tersebut tidak berpotensi tsunami. Namun, dirasakan oleh warga di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi berada di laut pada jarak 24 km timur laut Kabupaten Lombok Timur, 36 km timur laut Kabupaten Lombok Utara, 37 km barat laut Pulau Panjang, Kabupaten Sumbawa, dan 63 km timur laut Kota Mataram. Gempa bumi itu berada di kedalaman 10 kilo meter (km).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (17/3).

Rahmat menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km. Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT berkedalaman 10 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal,” katanya.

Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di daerah Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, dan Sumbawa III-IV MMI; Karangasem III-IV MMI, Denpasar III MMI, dan Kuta III MMI. Hingga pukul 16.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa bumi susulan.

Akibat gempa bumi tersebut, warga Kota Mataram berhamburan keluar rumah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya dirasakan seorang warga Kelurahan Kebun Sari, Kota Mataram, Zuhriatul.

“Kami sekeluarga sedang tidur siang. Tiba-tiba rumah terasa bergoyang keras. Saya dan suami langsung keluar rumah sambil membawa anak-anak,” kata Zuhriatul. 

Ia juga mendapatkan informasi dari ibunya di Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, yang juga merasakan guncangan gempa bumi yang cukup kuat.

"Ibu saya menelepon mengabarkan kondisinya aman-aman saja besama bapak dan adik-adik saya. Dan berpesan agar waspada gempa susulan pada Minggu malam," tutur ibu dua anak tersebut.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat melaporkan data sementara terdapat empat warga di Kabupaten Lombok Timur mengalami luka-luka akibat gempa tersebut. 

Selain itu, sebanyak 40 wisatawan yang terjebak di lokasi air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat didominasi oleh wisatawan mancanegra dari Malaysia. Mereka terkepung longsoran di sekitar lokasi kejadian. 

BPBD dan Dinkes setempat telah menerjunkan empat ambulans ke lokasi kejadian bersama personel dan paramedis. Saat ini, petugas baru bisa mengevakuasi lima korban, dua orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka-luka, satu orang dirawat di Puskesmas Bayan.

Untuk mencapai lokasi air terjun Tiu Kelep yang memakan waktu sekitar 45 menit dari jalan raya Senaru, wisatawan harus melintasi jalan setapak yang di kiri-kanannya terlihat bekas longsoran gempa pada Juli dan Agustus 2018. (Ant)

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan