close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Pemilu
Rabu, 03 Mei 2023 16:27

Manuver Romahurmuziy men-downgrade Prabowo jadi cawapres

Kata Romi, pertemuan Presiden Jokowi dengan 6 ketua umum partai politik adalah untuk membahas koalisi Ganjar-Prabowo. Ternyata hoaks.
swipe

Beberapa jam sebelum Presiden Joko Widodo bertemu dengan enam pemimpin partai politik di Istana Negara, Jakarta, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengirimkan pernyataan kepada sejumlah media. Kata Romi, panggilan Romahurmziy, dalam pertemuan yang tidak dihadirinya itu Presiden akan membahas duet Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

“Pertemuan nanti malam yang rencananya dihadiri seluruh ketum-ketum parpol pendukung pemerintah, minus NasDem, berpotensi mewujudkan koalisi besar dengan formasi Ganjar-Prabowo sebagai capres-cawapres,” kata Romi kepada media, Selasa (2/5) sore. Pertemuan itu juga akan membahas pembagian kekuasaan.

Belakangan, usai pertemuan itu, publik mengetahui bahwa Presiden Jokowi ternyata sama sekali tak bicara mengenai politik praktis, termasuk Pilpres 2024. 

“Yang lebih banyak adalah (membicarakan) bagaimana Indonesia ke depan. Bonus demografi yang kita punya kesempatan 13 tahun ke depan. Jadi, kita enggak boleh terlewatkan. Secara praktis tidak ada pembahasan (mengenai koalisi dan capres),” kata Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono kepada pers usai pertemuan.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjelaskan, Presiden Jokowi hanya memberikan titipan besar.

"Sekarang ekonomi kita sudah yang ke-16 terbesar dan diperkirakan kita sangat mungkin jadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia kalau kita pandai memanfaatkan keadaan. Jadi, itu titipan beliau kepada kita-kita," ujar Prabowo.

Lalu, apa maksud manuver Romi itu? 

"Pernyataan Gus Romi itu hoaks. Harus dipahami bahwa Pertemuan di Istana itu tidak membahas politik. Itu silaturrahim. Bukan membahas capres-cawapres. Kedua, Gus Romi itu bukan peserta," kata Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto Andre Rosiade, Rabu (3/5).

Andre juga mengatakan, daripada sibuk mengurusi capres-cawapres, lebih baik Romi fokus untuk mengurusi internal PPP saja. "Enggak usah ngurusi Pak Prabowo," katanya sembari menambahkan "Kemungkinan ini Gus Romi panik karena hampir semua lembaga survei sejak bulan Maret mengatakan kalau head to head menghadapi Ganjar, Pak Prabowo menang. Jadi, ini Gus Romi panik aja," katanya.

Dihubungi secara terpisah, pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin mengatakan, Romi berkomentar tidak pada tempatnya.

“Mestinya Romi tidak banyak bicara terkait dengan pertemuan tersebut karena ketua umumnya kan Pak Mardiono. Romi berkomentar tidak pada tempatnya. Enggak bagus juga dia kalau dianggap mengkerdilkan Presiden Jokowi. Masak Romi dan ketua umumnya saling bantah. Ini kan tidak lucu,” kata Ujang.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari. “Ternyata kan memang tidak ada pembahasan seperti itu. Pembahasan yang dilakukan Pak Jokowi kan soal Indonesia, soal bonus demografi, agenda pembangunan, tantangan pembangunan dan hal-hal yang menjadi masalah-masalah besar bagi bangsa ini dan harus ditangani oleh pemerintahan yang akan datang,” kata Qodari.

Lebih lanjut, Qodari berpandangan, Presiden Jokowi sedang menitipkan agenda-agenda pembangunan kepada koalisi atau forum kesinambungan pembangunan. “Jadi bukan bicara orang per orang, tapi lebih kepada agenda yang harus tetap diusung oleh enam parpol tersebut ke depan.”

Menurut Qodari, walaupun tidak ditujukan secara khusus kepada Prabowo Subianto, tetapi karena Prabowo hadir di acara tersebut secara langsung, maka Prabowo punya privilege lebih dibandingkan dengan calon presiden lainnya yang potensial yang tidak mendapat penjelasan panjang lebar dari Jokowi.

“Saya sendiri melihat pertemuan tadi malam sebagai silaturrahmi, halal bihalal antara pimpinan partai politik, juga untuk mengirim pesan bahwa koalisi kesinambungan ini akan melanjutkan program-program Pak Jokowi yang sudah dititipkan. Kemudian pesan yang penting adalah bahwa sesungguhnya the real king maker tetap Pak Jokowi lah. Dalam acara deklarasi Ganjar, sutradaranya Bu Mega, tetapi tadi malam sutradaranya adalah Pak Jokowi dan Bu Mega menjadi anggota,” ujarnya.

img
Tim Alinea.id
Reporter
img
Tim Alinea.id
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan