Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menyayangkan berita dan infografis yang diturunkan koran harian Indopos, berjudul "Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?". Menurutnya, berita tersebut hanya sebuah lamunan yang tidak berdasar.
Tulisan dan infografis yang tayang pada 13 Februari itu, menyuguhkan skenario penggantian posisi Ma'ruf Amin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, jika Jokowi-Ma'ruf menang di Pilpres 2019.
"Orang yang memprediksi hal demikian, mungkin sedang ngalamun. Saya menyayangkan kalau institusi pers sampai terbawa lamunan," kata Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Sabtu (16/2).
Menurutnya, laporan semacam itu yang diturunkan media, rentan digunakan pihak tak bertanggungjawab untuk kampanye hitam. Sehingga akhirnya, pers akan menjadi alat kepentingan kelompok tertentu. Dia pun mengimbau pers untuk tidak menayangkan berita yang hanya berandai-andai.
"Lamunan dalam berita Indopos itu, tidak benar. Saya mengimbau pers supaya memberitakan sesuatu yang faktual, logis, rasional. Jangan orang ngalamun diberitakan," kata Ma'ruf.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan, artikel dan infografis Indopos tersebut telah mencederai kaidah jurnalistik.
"Itu yang sangat kami sayangkan, kita kan harus membedakan mana berita yang objektif, mana hanya mengkonfirmasi opini yang sengaja dibangun," ujar Ace di D'consulate Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2).
Dia menampik kebenaran berita tersebut. Apalagi, pihak Jokowi-Ma'ruf tidak pernah membicarakan skenario semacam itu.
"Apa yang dilakukan Indopos, tentu sesuatu yang seakan-akan memang bukan fakta. Tidak ada sama sekali pembicaraan soal pergantian Kiai Ma'ruf Amin dengan Ahok," imbuhnya.
TKN telah melaporkan Indopos ke Dewan Pers pada Jumat (15/2), atas pemberitaan tersebut. Direktur Hukum dan Advokasi TKN Ade Irfan Pulungan mengatakan, pelaporan dilakukan karena pemberitaan Indopos merupakan fitnah bagi Jokowi-Ma'ruf.
"Kami anggap ada sebuah fitnah kepada pasangan calon kami. Kenapa? Pemilu saja belum terjadi, sudah diberitakan. Mereka mengangkat ini dari rumor di media sosial," katanya usai di Dewan Pers. (Ant)