Peneliti bidang politik Indonesia Public Institute Jerry Massie menilai, debat ketiga menjadi panggung pembuktian bagi calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Menurut dia, gagasan-gagasan yang diungkap Ma'ruf di debat terasa lebih orisinal ketimbang Sandiaga Uno.
"Ma'ruf semalam tampil sangat berbeda dari sebelumnya," kata Jerry saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Senin (18/3).
Salah satu gagasan segar Ma'ruf, menurut Jerry, terkait dengan tema sosial budaya. Di debat itu, Ma'ruf mengatakan perlunya pengembangan budaya yang bertautan dengan ekonomi kreatif.
"Dan akan melakukan festival budaya internasional. Dan ingin membangun opera seperti di Sydney. Bagi saya ini good idea dan gagasan yang baik. Sangat perlu diperkuat kebudayaan kita melalui panggung internasional," ujar dia.
Dianggap tak punya pengalaman di debat publik, Ma'ruf sendiri mengaku lega usai berhadapan dengan Sandiaga di debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Minggu (17/3). Menurut dia, performanya di debat tersebut diacungi jempol oleh Joko Widodo (Jokowi).
"Saya dengar beliau (Jokowi) puas. Artinya merasa telah menyampaikan semua hal yang saya ketahui untuk membangun Indonesia maju," kata Ma'ruf di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/3).
Ma'ruf pun berterima kasih karena banyak pihak berpandangan penampilannya pada debat tersebut di atas ekspektasi publik. Menurut dia, semua pemikiran dan gagasannya yang disampaikan pada debat kemarin merupakan hasil membaca, mendengar dan berdiskusi dengan masyarakat.
"Porsi saya yang tampil sendiri pada acara debat semalam, berbeda dengan debat perdana saat tampil bersama Pak Jokowi. Kalau hasilnya seperti semalam dan mendapat respons positif, saya mengucapkan terima kasih," katanya.
Terpisah, koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim Sandi performa Sandi jauh lebih baik ketimbang Ma'ruf. Menurut dia, Sandi mampu menyampaikan gagasan secara lebih lugas dalam debat itu.
"Saya pikir Bang Sandi tampil kemarin nyaris sempurna. Tidak untuk mengatakan sempurna, tapi yang jelas nyaris sempurna. Tampil dengan menyampaikan pesan-pesan yang penting kepada masyarakat, terutama yang selama ini jadi aspirasi masyarakat di pendidikan," ujarnya di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (18/3).
Dahnil menganggap komitmen Prabowo-Sandi menghapuskan Ujian Nasional (UN) jika terpilih merupakan terobosan yang menarik di bidang pendidikan. Pasalnya, UN kerap menjadi momok bagi peserta didik.
"Tambah lagi UN selama ini berubah sekedar menjadi formalitas, belum lagi ada pemborosan di pelaksanaan UN, belum lagi ada permasalahan moral terkait dengan pelaksanaan, UAN terutama tradisi nyontek dan sebagainya. Nah, ini yang harus kita ubah," katanya.
Selain itu, Dahnil pun memandang, ide program single identification number dengan memanfaatkan KTP elektronik yang ditunjukkan Sandi saat debat merupakan gagasan brilian. Ide itu dipandang dapat mematahkan ide 3 kartu Jokowi-Ma'ruf. "Nah dengan kartu ini (KTP el) semua program Prabowo-Sandi itu bisa diakomodir di dalamnya. Jadi kita tak perlu banyak-banyak kartu," katanya.
Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi Priyo Budi Santoso mengatakan, ide penghapusan UN merupakan langkah yang tepat untuk merevitalisasi sistem pendidikan. Namun demikian, Priyo meyakini ide ini nanti akan banyak mendapat penolakan dari pengamat dan ahli pendidikan.
Jika memenangi pilpres, menurut dia, Prabowo-Sandi bakal merevisi Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan untuk menuntaskan janji penghapusan UN. "Kalau kita kalah di DPR, kita akan langsung umumkan kepada rakyat," imbuhnya. (Ant)