close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyapa warga saat kunjungan dengan sejumlah Caleg Partai Demokrat bersama simpatisan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Antara Foto
icon caption
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyapa warga saat kunjungan dengan sejumlah Caleg Partai Demokrat bersama simpatisan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Antara Foto
Pemilu
Kamis, 04 April 2019 06:30

Masih ada waktu bagi Partai Demokrat untuk merapat ke paslon 01

Secara politik praktis, tidak tertutup kemungkinan Partai Demokrat mengubah haluan politiknya dengan pindah dukungan ke capres 01.
swipe

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai pernyataan Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang tidak setuju terkait bagi-bagi kursi menunjukkan koalisi kubu paslon 02 tidak solid.

“Ketidaksetujuan Agus itu diungkapkan ke ruang publik. Artinya ada ketidaksinkronan di internal koalisi dalam hal pembagian kekuasaan tersebut,” kata Emrus dalam keterangannya di Jakarta.

Agus mengatakan keberatannya terkait bagi-bagi kursi menteri itu ketika tengah berkampanye di Cirebon, Jawa Barat 
pada Selasa, (2/4). Menurutnya, tidak elok untuk meributkan pembagian kursi kabinet di saat pemilu belum digelar.

"Saya khawatir justru isu semacam ini (bagi-bagi kursi menteri) bisa melukai rakyat," kata AHY, politikus muda Partai Demokrat tersebut.

Secara politik praktis, menurut Emrus, tidak tertutup kemungkinan Partai Demokrat mengubah haluan politiknya dengan pindah dukungan ke capres 01. Apalagi kader-kader Partai Demokrat di daerah sudah secara terang-terangan ada yang menyatakan dukungan ke capres 01.

“Saya kira masih ada kesempatan bagi Agus Yudhoyono untuk secara eksplisit mendeklarasikan dukungan nyata kepada capres nomor 01. Lewat pesannya itu, Demokrat sudah mengarah ke nomor 01. Masih ada kesempatan di detik-detik terakhir,” ujar Emrus.

Lebih lanjut, Emrus mengatakan, pernyataan AHY itu pasti ada agenda politik Partai Demokrat di sana. Pasalnya, tidak ada pesan politik di ruang hampa. Pesan Agus itu, kata dia, dimaknai publik bisa jadi karena sisi ideologis Partai Demokrat. Tapi bisa pula dimaknai karena ketidaksetujuan Agus pada bagi-bagi kekuasaan itu. 

“Demokrat tidak setuju karena pembagian kekuasaan itu tidak sesuai dengan kepentingan politik mereka,” ujar Emrus.

Sebagai akademisi pascasarjana di Universitas Pelita Harapan, Emrus mengaku cukup kaget atas pernyataan politik yang disampaikan Agus tersebut. Sebab, pernyataan itu keluar di detik-detik terakhir jelang pemungutan suara 17 April 2019.

Secara khusus, Emrus menyoroti penggunaan kalimat ‘melukai hati rakyat’ yang digunakan Agus. Ia menilai kalimat itu justru akan merugikan capres 02. Sementara Partai Demokrat masih berada di koalisi partai pendukung capres 02. Sebaliknya, kalimat itu justru menguntungkan capres 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Dari segi komunikasi politik, itu suatu pilihan kata yang menguntungkan capres 01 dan merugikan capres 02. Pernyataan ini menunjukkan ada sesuatu di internal koalisi capres 02. Ini indikasi adanya ketidaksolidan di internal koalisi," ujar Emrus. (Ant)

img
Tito Dirhantoro
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan