Massa aksi Tahlil Akbar dan Halal Bihalal Kawal 266 kembali berdatangan dari arah Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat ke Patung Kuda Wiwaha. Mereka datang diikuti dengan mobil komando massa aksi pukul 10.30 WIB.
Pantauan Alinea.id, mobil komando langsung diparkirkan tepat di Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Ratusan massa lantas berteriak takbir guna menyambutnya.
Sejumlah orator yang berada di atas mobil antara lain: Wakil Kordinator Lapangan aksi Ustaz Asep dan Ustaz Bernad Abdul Jabar.
"Assalamualikum warahmatullah wabarakatu. Terima kasih untuk masyarakat yang telah hadir dalam aksi ini. Takbir," papar Ustaz Asep di atas mobil komando, Rabu (26/6).
Ditegaskan Ustaz Asep, massa aksi yang datang adalah massa aksi yang taat prosedur. Menurutnya, semuanya sudah terbukti sejak aksi kawal MK tanggal 14 Juni 2019 lalu.
Ustaz Asep meminta agar para massa tetap damai. Kemudian, ia juga memohon agar pihak kepolisian tidak menghalangi massa yang hendak lebih mendekat ke gedung MK dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha.
Namun tidak lama setelah diimbau untuk tertib, suasana mendadak panas atau ricuh. Pasalnya, permintaan tersebut diringi dengan terikan massa dan panggilan polisi terhadap Ustaz Asep.
Ustaz Asep diminta turun oleh salah satu aparat yang ada di sekitar mobil komando untuk melakukan negosiasi. Ustaz Asep memenuhi panggilan polisi dan turun dari mobil komando, namun massa terlihat semakin panas dan berteriak untuk mengawal Ustaz Asep.
"Takbir, jangan ambil ulama kami. Ayo kawal, harus dikawal," teriak salah satu massa aksi sambil diikuti dengan kalimat takbir.
Proses negosiasi pun terjadi di tengah-tengah massa antara polisi dan Ustaz Asep. Setelah itu, Ustaz Asep lantas meminta massa untuk tidak panik dan terprovokasi dengan keadaan itu.
Sebelumnya, Ketua Korlap aksi massa Abdullah Hehamahua menegaskan aksi massa Tahlil Akbar dan Halal Bihalal 266 hari ini sama dengan aksi-aksi kawal MK sebelumnya.
Abdullah menjamin tidak akan ada kerusuhan dalam aksi kali ini. Ia juga mengatakan, aksi kali ini juga dijadwalkan akan berakhir pada pukul 17.00 WIB.
"Bahkan mungkin sebelum pukul 17.00 WIB massa aksi sudah kelar. Kami hanya akan bertahlil dan melakukan salat berjemaah," ungkapnya.
Abdullah menegaskan, aksi kali ini juga tidak ada hubungannya dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Aksi kali ini adalah lanjutan seperti sebelumnya, yaitu mengawal MK.
Ia berharap keputusan yang diambil besok pada sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 merupakan keputusan yang diambil secara jujur tanpa intervensi.