close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5). /Antara Foto
icon caption
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5). /Antara Foto
Pemilu
Jumat, 03 Mei 2019 19:54

Para ketua umum dinilai bakal ganjal Demokrat 

Hubungan SBY dan Megawati yang hingga kini belum cair bisa jadi penghalang.
swipe

Partai Demokrat menjadi salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi yang paling potensial bergabung ke barisan parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf. Menurut pakar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad, sejak awal Demokrat kurang nyaman berada di kubu Prabowo-Sandi.

"Demokrat menjadi salah satu partai yang potensial untuk masuk dalam barisan koalisi kubu Jokowi-Ma'ruf," kata Nyarwi saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (3/5).

Namun demikian, Nyarwi mengatakan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tak akan mudah pindah gerbong. Menurut dia, masuk atau tidaknya Demokrat ke koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf sangat ditentukan oleh sikap para ketua umum (ketum) parpol. 

"Terutama (Ketum PDI-Perjuangan) Megawati Soekarnoputri. Otonomi Jokowi dan kekuatan intervensi ketum-ketum tersebut akan menentukan format dan arah koalisi serta akan menjadi penentu peluang Demokrat masuk atau tidak," kata dia.

Lebih jauh, ia menilai kubu Prabowo-Sandi pun tak akan membiarkan Demokrat melompat ke kubu Jokowi-Ma'ruf. "Sebab Prabowo memiliki kepentingan untuk menjaga barisan koalisi pendukungnya untuk tetap solid sebelum hasil pemilu diumumkan," kata dia. 

Hal senada diungkapkan pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno. Menurut dia, langkah Demokrat pindah koalisi bakal alot. "Ada kendala psikologis karena sejauh ini hubungan Ketum PDI-P dan Ketum Demokrat belum sepenuhnya mencair," ujar dia. 

Seperti diberitakan, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Kamis (2/5). Pertemuan tersebut dinilai sebagai upaya mencairkan suasana pasca-Pilpres 2019. 

Adi menilai pertemuan tersebut merupakan langkah awal yang menandai terbukanya pintu Koalisi Indonesia Kerja (KIK) bagi partai berlambang mercy itu.  

"Untuk melakukan komunikasi tingkat lanjut terkait kemungkinan kerja sama Jokowi dan Demokrat. Bisa saja kerja samanya berupa ide-ide yang selama ini diperjuangkan Demokrat untuk diimplementasikan Jokowi jika menang," kata dia. 

TKN sambut baik wacana bergabungnya Demokrat

Wakil Ketua Tim Kampanye (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan KIK menyambut baik wacana bergabungnya Demokrat ke barisan koalisi Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, keberadaan Demokrat di koalisi bakal menurunkan ketegangan di akar rumput. 

"Apalagi pascapilpres harus diakui ada ketegangan yang muncul karena provokasi yang muncul bahwa pemilu ini curang dan klaim menang dan lain sebagainya. Maka butuh komunikasi elite dan komunikasi simbolik antar partai-partai politik," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. 

Karding menuturkan PKB pun menyambut baik jika Demokrat hendak bergabung ke koalisi. "Sejak awal PKB itu politiknya terbuka karena di era sekarang ini adalah era kolaborasi dan era kerja sama. Karena itu, PKB melihatnya, tak ada masalah. Itu hal yang positif," kata dia. 

Karding pun mengapresiasi sikap Demokrat yang tak sungkan membangun komunikasi untuk meredam situasi yang memanas. "Apalagi, mereka mengajak untuk menunggu hasil pemilu dan memercayai hasil pemilu yang sesuai dijamin undang-undang dan diatur undang-undang," katanya.

Namun demikian, Karding menegaskan wacana masuknya Demokrat ke koalisi harus dibahas bersama para ketua umum partai. "Soal keputusan koalisi atau tidak koalisi, itu keputusan utama ada di Pak Presiden Joko Widodo dan tentu nanti mengajak partai-partai. Jadi, saya kira yang penting kita fokus dulu saja bagaimana prinsip-prinsip persatuan kita terjaga," katanya.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Rakhmad Hidayatulloh Permana
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan