Gelaran Pemilu 2019 mencatat prestasi membanggakan pada tingkat keterpilihan calon anggota legislatif (caleg) perempuan. Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana menyebut, jumlah caleg perempuan terpilih mencapai 20,5%.
Persentase tersebut merupakan yang tertinggi sejak Pemilu 2004.
"Caleg perempuan terpilih meningkat signifikan. Diperkirakan perolehan caleg perempuan terpilih mencapai 118 kursi," kata Aditya dalam diskusi Analisis Perolehan Kursi Pemilu DPR dan DPD RI Tahun 2019 di Jakarta, Minggu (26/5).
Meskipun caleg perempuan terpilih belum mencapai angka 30℅, Aditya menilai pencapaian kali ini merupakan hal yang luar biasa. Angka 30% menjadi syarat formil sebuah partai politik menjadi peserta pemilu.
Penetapan syarat 30% merupakan upaya untuk meningkatkan peran perempuan dalam struktur lembaga perwakilan di Indonesia. Dalam UU Nomor 2 Tahun 2008, tercantum keharusan bagi partai politik untuk melibatkan perempuan minimal 30% dalam kepengurusan. UU Nomor 10 Tahun 2008 lebih tegas lagi, dengan mensyaratkan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam kepengurusan partai di tingkat pusat sebagai syarat mengikuti pemilu.
"Kalau diperhatikan syarat formil 30% masih normatif. Tetapi, makin ke sini kepatuhan partai mengalami kemajuan," ujar Aditya.
Aditya menjelaskan, dirinya lebih menyoroti caleg perempuan terpilih daripada kandidat caleg yang belum dipastikan terpilih. Sehingga ia menyayangkan PPP dan Hanura yang kandidat caleg perempuannya tinggi, tapi sedikit yang terpilih.
"Keterwakilan caleg perempuan di Hanura sebesar 41%. Tapi tidak ada satu pun yang terpilih," katanya.
Aditya menyimpulkan, tingkat keterpilihan caleg perempuan masih tergolong rendah. Ia pun pesimis, caleg-caleg perempuan terpilih bisa menyuarakan aspirasi kaumnya di parlemen nanti.
Adapun partai yang tingkat keterpilihan caleg perempuannya paling tinggi diraih Partai NasDem dengan 32,3%. Disusul PKS dengan perolehan 16% dari total seluruh caleg perempuan terpilih.
Menurut Aditya, sejak Pemilu 2004 keterwakilan perempuan di PDIP, Nasdem, dan PPP terus mengalami kenaikan. Adapun di Partai Golkar, PKS, Gerindra, dan PKB, jumlahnya mengalami fluktuasi. Sementara jumlah keterwakilan perempuan di Partai Demokrat terus mengalami penurunan.