Performa debat keempat: Mahfud ciamik, Gibran obral gimik
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka jadi "bintang" di panggung debat ke-4 Pilpres 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1) malam. Namun, bukan karena argumentasinya yang menggigit. Gibran malah rutin terlibat saling sindir di debat.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti mencium aroma balas dendam dari Gibran. Menurut Ray, Gibran terlihat ngebet mempecundangi kompetitornya lewat pertanyaan-pertanyaan jebakan dan pernyataan-pernyataan yang mendiskreditkan.
"Karena (dalam debat) sebelumnya (capres) Prabowo (Subianto) habis diserang (capres) Ganjar (Pranowo) dan Anies (Baswedan)," ucap Ray saat dihubungi Alinea.id tak lama setelah debat cawapres keempat berakhir.
Debat kali itu mengambil tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Debat mempertemukan Gibran, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.
Sebagaimana debat cawapres sebelumnya, Gibran kembali mempersenjatai diri dengan pertanyaan jebakan. Salah satunya dilontarkan kepada Mahfud. Di segmen tanya-jawab, Gibran sempat menanyakan pendapat Mahfud soal greenflation tanpa menjelaskan rinci arti dari terminologi itu.
Mahfud menjawab dengan memaparkan bagaimana seharusnya negara membangun perekonomian berbasis lingkungan. Tak puas dengan jawaban kompetitornya itu, Gibran memamerkan aksi celingak-celinguk seolah sedang mencari jawaban Mahfud. "Kok enggak ketemu jawabannya," kata dia.
Mahfud membalas dengan menyebut pertanyaan Gibran "receh" dan tak layak dijawab. Ia juga menilai pemaparan Gibran soal greenflation atau inflasi hijau itu ngawur. "Ngarang-ngarang enggak keruan, mengaitkan sesuatu dengan yang tidak ada," ujar Mahfud.
Gibran juga terlibat saling sindir dengan Cak Imin. Pada salah satu segmen, Gibran menyinggung Cak Imin yang menjawab mengandalkan contekan. Saat menanggapi, Cak Imin balik menyindir. "Tidak apa-apa saya lihat catatan. Yang penting bukan catatan MK (Mahkamah Konstitusi)," ujar dia.
Oktober lalu, Gibran lolos jadi pendamping Prabowo setelah putusan MK yang diketok Ketua MK Anwar Usman merevisi batas usia capres-cawapres. Anwar ialah besan Presiden Joko Widodo (Jokowi) alias paman Gibran. Majelis Kehormatan MK menemukan pelanggaran etik berat putusan tersebut.
Secara umum, Ray memandang Mahfud jadi kandidat yang paling impresif dalam debat ronde keempat ini. Menurut Ray, Mahfud terlihat paling memahami persoalan-persoalan terkait tema debat.
"Mahfud terlihat tenang dalam menyampaikan gagasannya. Dari segi masalah, dia menguasai aspek solusi. Dia tidak berteori, dia hanya memaparkan apa yang sudah dia lakukan," ucap Ray.
Ray menilai performa debat Mahfud potensial mendongkrak elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud. Apalagi, di debat sebelumnya, Ganjar juga tampil gemilang dan mendapatkan sentimen positif yang cukup besar dari publik.
"Selain itu dan sentimen mereka (Prabowo-Gibran) cukup negatif. Nomor urut 2 dan 3 memperebutkan ceruk pemilih yang sama. Tetapi, Prabowo sering blunder dan sentimen (negatif) terhadap Gibran tinggi," ujar Ray.
Analisis Ray setidaknya seirama dengan hasil survei Kompas. Menurut Kompas, sebanyak 78,9% masyarakat puas dengan penampilan Mahfud di debat kali ini, jauh mengungguli Gibran (68%) dan Cak Imin (61,2%).
Menyoal performa Cak Imin, Ray menilai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tampil lebih meyakinkan jika dibandingkan dengan debat sebelumnya. Ray menilai Cak Imin tak lagi mudah "dikecoh" Gibran. "Muhaimin lebih siap menghadapi jebakan," kata Ray.
Segendang sepenarian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat Mahfud MD dan Muhaimin tampil cukup mengesankan. Menurut dia, keduanya mampu memotret realitas yang dihadapi masyarakat terkait tema debat. Namun, Mahfud cenderung lebih kuat menyampaikan gagasan berbasis solusi.
"Sementara, Gibran banyak kekeliruan dalam gagasan dan banyak (argumentasinya) yang sebenarnya belum relevan dengan konteks Indonesia saat ini," ucap Dedi kepada Alinea.id.
Secara khusus, Dedi juga menyoroti pemaparan Gibran yang cenderung mirip dengan ucapan-ucapannya di debat cawapres sebelumnya. Gibran, misalnya, berulangkali menyebut hilirisasi sebagai solusi beragam persoalan. "Ada nuansa dejavu," imbuh Dedi.
Dedi menduga Gibran lebih banyak menampilkan gimik lantaran Wali Kota Surakarta itu kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Mahfud dan Muhaimin.
"Bahkan cenderung merendahkan reputasi Mahfud MD dan juga Muhaimin. Termasuk Gibran berulangkali berlebihan dengan membawa nama Tom Lembong di debat. Ini juga tendensius dan terkesan ada upaya merendahkan reputasi lawan," ucap Dedi.
Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong ialah anggota tim sukses pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Menurut Gibran, Tom kerap menggaungkan istilah baterai kendaraan listrik jenis LFP atau lithium ferrophosphate dan anti nikel.
Mengejutkan
Analis politik dari Citra Institute, Yusak Farchan menilai Cak Imin jadi kandidat yang penampilannya paling mengejutkan di panggung debat kemarin. Pasalnya, ekspektasi publik terhadap performa debat Cak Imin tergolong rendah.
"Cak Imin memang lebih banyak belajar dari debat capres-cawapres sebelumnya. Dia terlihat cenderung meniru strategi Anies dalam menyampaikan atau beretorika," ucap Yusak kepada Alinea.id.
Gibran, kata Yusak, terlihat menampilkan trik-trik yang tidak jauh berbeda dengan debat cawapres pertama. "Sehingga Mahfud dan Cak Imin bisa membalikan suasana dengan cepat," jelas Yusak.
Secara umum, menurut Yusak, ketiga cawapres memiliki perhatian yang cukup kontras. Muhaimin, misalnya, fokus pada tema pembangunan pedesaan. Mahfud menaruh perhatian kuat pada reforma agraria dan redistribusi lahan, sedangkan Gibran fokus pada hilirisasi dan transisi energi baru terbarukan (EBT).
"Selain itu, kemampuan cawapres juga lebih merata dan seimbang. Berbeda dengan debat capres kemarin yang terlihat tidak seimbang. Bisa jadi ini karena momen terakhir debat cawapres sehingga jadi kesempatan emas mereka untuk tampil meyakinkan publik," ucap dia.