Pertarungan politik di Pilgub Lampung 2024 diprediksi bakal diikuti banyak kandidat. Analis politik dari Universitas Lampung Darmawan Purba memperkirakan setidaknya bakal ada empat pasang kandidat yang bertarung memperebutkan kursi penguasa salah satu provinsi termiskin di Indonesia itu.
Dari Golkar, setidaknya ada dua tokoh yang potensial diusung, yakni eks Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Hanan A. Rozak. Hanan adalah anggota DPR RI periode 2019-2024 yang kembali melenggang ke Senayan pada Pileg 2024.
Dari Gerindra, Rahmat Mirzani Djausal digadang-gadang bakal maju, sedangkan dari PDI-P, nama eks Bupati Tulang Bawang Umar Ahmad santer diisukan bakal diusung. Dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), eks Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim dikabarkan siap menjadi penantang Arinal. Ketua DPW NasDem Lampung Herman HN juga digadang-gadang mengincar kursi Lampung 1.
Darmawan menilai para kandidat punya keunggulan masing-masing. Rahmat Mirzani Djausal, misalnya, unggul pada modal politik dan ekonomi. Adapun Umar Ahmad dinilai punya modal politik dan sosial yang kuat serta akses terhadap modal ekonomi.
"Hanan A Rozak unggul pada modal sosial dan akses modal ekonomi; Chusnunia Chalim unggul pada modal politik dan modal sosial, serta Herman HN memiliki modal politik dan sosial yang tinggi," kata Darmawan kepada Alinea.id, Rabu (23/4).
Menurut Darmawan, semua kandidat masih berpeluang besar untuk memenangi pertarungan elektoral. Namun, jika melihat komposisi pemilih yang didominasi kaum milenial dan gen Z, Mirza dan Umar paling diuntungkan lantaran tergolong muda dan dekat dengan para pemilih muda.
"Namun demikian, semakin maraknya praktik vote buying di masyarakat dan semakin permisifnya masyarakat terhadap politik uang, bisa saja keterpilihan kandidat justru disandarkan pada motif ganjaran personal," ucap Darmawan.
Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai para penantang berpeluang untuk menumbangkan calon petahana di Pilgub Lampung. Sebagai petahana, menurut Agung, kinerja Arinal tergolong buruk saat memimpin Lampung.
"Kinerja petahana ini beberapa kali viral. Bahkan sempat diintervensi oleh presiden. Itu lumayan menarik perhatian publik secara nasional. Bahkan, dua kali kalau saya tidak salah. Ketika viral kemudian Pak Jokowi langsung ke sana dan faktanya berbeda yang diharapkan Pemprov Lampung," ucap Agung kepada Alinea.id, Rabu (23/4).
Pada Mei 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan untuk mengambil alih perbaikan 17 ruas jalan yang rusak parah di berbagai daerah di Lampung. Untuk memperbaiki jalanan rusak itu, pemerintah pusat menggelontorkan dana hingga Rp800 miliar.
Karena tak ada figur yang benar-benar dominan, menurut Agung, format koalisi parpol turut berpengaruh besar dalam menentukan pemenang Pilgub Lampung. Terlebih, tak ada parpol yang bisa mengusung sendiri kandidat. Untuk mengusung kandidat sendiri, parpol harus punya minimal 17 kursi di DPRD.
"Lalu, mesin-mesin politik bisa dioptimalkan. Apalagi, petahana dia harus meyakinkan publik supaya dia dianggap kapabel memimpin dan tidak viral lagi seperti sebelumnya," kata Agung.
Berbasis hasil Pileg 2024, Gerindra mendominasi DPRD Lampung dengan raihan 16 kursi. PDI-P mengekor di posisi kedua setelah meraup 13 kursi. PKB dan Golkar sama-sama mendapatkan 11 kursi, diekor NasDem (10 kursi), Demokrat (9 kursi), Partai Amanat Nasional (8 kursi) dan Partai Keadilan Sejahtera (7 kursi).
Menurut Agung, petahana di Lampung sangat rapuh dan mudah "diserang" penantang. "Sehingga bisa menjadi narasi perubahan oleh para penantang menjadi lebih laku dijual ketimbang narasi keberlanjutan karena petahana kurang optimal kerja sebelumnya," ucap Agung.