close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan orasi dalam kampanye terbuka di Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/3). /Antara Foto
icon caption
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan orasi dalam kampanye terbuka di Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/3). /Antara Foto
Pemilu
Jumat, 29 Maret 2019 18:36

Prabowo tegaskan bukan pendukung paham radikal

Menurut Prabowo, ia bakal berdiri di atas semua golongan jika ia dan Sandiaga Uno sukses memenangi Pilpres 2019.
swipe

Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya bukan pendukung paham radikal. Menurut Prabowo, ia bakal berdiri di atas semua golongan jika ia dan pasangannya Sandiaga Uno sukses memenangi Pilpres 2019. 

"Takbir bukan menandakan radikal, takbir hanya untuk mengagungkan Allah SWT," kata Prabowo dalam kampanye terbuka di halaman Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/3).

Mantan Danjen Kopassus itu menegaskan bakal melindungi semua agama, suku, ras, dan semua golongan jika ia dipercaya menduduki kursi RI pada 17 April mendatang. "Kita ingin hidup rukun dan tidak mengajarkan kebencian," ujarnya.

Namun demikian, Prabowo mengatakan dirinya juga mengapresiasi dukungan yang disalurkan kelompok masyarakat keagamaan, semisal Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan Front Pembela Islam (FPI) kepada Prabowo-Sandi. 

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga sempat menyampaikan keinginan untuk mengembalikan kekayaan Indonesia dan mengaku prihatin karena kekayaan rakyat Indonesia selama ini sudah banyak diambil pihak asing.

"Kita sudah muak dengan kekayaan bangsa Indonesia dirampok ke luar negeri. Aset negara yang bagus kebanggaan kita, Garuda, Pertamina, PLN, PGN, aset negara yang hebat, tapi kita lihat keadaannya sekarang," ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Tb Ace Hasan Syadzily mempersoalkan berkibarnya bendera yang disinyalir bertuliskan Al liwa pada kampanye rapat umum terbuka Prabowo di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (24/3). 

Menurut Ace, bendera itu identik dengan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kini sudah dilarang pemerintah. "Bagaimana mungkin seorang Prabowo yang patriotik dan nasionalis tapi tak berani bersikap dengan tegas hanya karena ingin mendapatkan dukungan elektoral," kata Ace. 

Menurut Ace, seharusnya pilpres tidak membuat bangsa terpecah belah. Apalagi, HTI dianggap sebagai organisasi yang selalu menyuarakan konsep negara khilafah dan anti-Pancasila. 

"Mereka sangat militan melawan pemerintahan Jokowi karena pemerintahan Jokowi bersikap tegas terhadap organisasi yang ingin mengancam ideologi Pancasila dan NKRI," ujar Ace. (Ant)

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan