close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tri Risma akan memiliki pengaruh besar keterpilihan Walikota Surabaya./Facebook
icon caption
Tri Risma akan memiliki pengaruh besar keterpilihan Walikota Surabaya./Facebook
Pemilu
Kamis, 10 Januari 2019 12:23

Risma, Soekarwo dan Khofifah bawa pengaruh besar Pilwalkot

Ketiga tokoh tersebut memiliki kelebihan dengan basis pendukung yang loyal.
swipe

Walikota Surabaya Tri Risma Harini akan purna tugas pada tahun 2020. Sejumlah nama pengganti Risma mulai mencuat. Yang menarik dalam pertarungan kursi Walikota Surabaya, ketiga tokoh di Jawa Timur (Jatim) bakal berperan besar atas keterpilihan Walikota. 

Risma, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Gubernur Jatim terpilih yang juga ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa akan memiliki pilihannya sendiri.

Risma misalnya, sebagai kader PDIP akan memilih sesuai dengan pilihan partai seperti Puti Guntur Soekarno yang cucu Presiden RI pertama, Soekarno, Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Surabaya Armudji, dan Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari.

Puti Guntur adalah nama kuat bakal pengganti Tri Risma./Facebook

Sementara Soekarwo tentunya menginginkan menantunya Bayu Airlangga yang merupakan kader Demokrat. Adapun Khofifah. kemungkinan memilih juru bicaranya saat berlaga pada Pilgub 2018, yakni KH Zahrul Azhar Asad (Gus Hans).

Direktur Utama Surabaya Survey Center (SSC), Moectar W Oetomo menilai ketiga tokoh tersebut mempunyai kelebihan sendiri. Misalnya Risma, diakui masyarakat atas prestasinya. Tingkat kepuasaan terhadap kinerja Risma juga terbilang tinggi.

Begitu juga Soekarwo, prestasi membangun Jatim, termasuk Surabaya sangat tinggi. Sementara Khofifah baru saja terpilih menjadi gubernur Jatim dan masih hangat dalam ingatan publik.

"Kalau mengukur sekarang tidak fair menurut saya, karena Soekarwo sebentar lagi tidak menjadi gubernur. Khofifah menjadi gubernur, sehingga akan ada dinamika," terang Moectar.

Dia melanjutkan, kekuatan massa Muslimat NU tidak harus linear dengan Pilgub 2018 pada Pilwalkot Surabaya.

Meski berhasil mengusai Surabaya yang merupakan basis PDIP, namun tidak berpengaruh. Diketahui, selama ini Surabaya kandang PDIP. Demikian juga dengan walikotanya yang selalu dari PDIP.

Menariknya, pada survei elektabilitas, nama yang didukung Risma mendapatkan modal awal 9%. Di mana, siapapun nama yang mendapatkan dukungan dari Risma secara otomatis telah memiliki modal 9%.

Peneliti SSC, Surokim menilai ketiga tokoh tersebut dipastikan membawa efek karena memiliki pemilih loyal di Jatim Surabaya. Efek Risma, Khofifah dan Soekarwo bisa mencapai 9%. 

Mantu Soekarwo

Yang menarik, sejumlah nama populer pengganti Risma juga berasal dari generasi milenial.

Dalam survei yang dilakukan Surabaya Survey Centre (SSC), sejumlah tokoh milenial disebutkan diinginkan untuk menggantikan Risma, seperti: Bayu Airlangga (Ketua Muda Mudi Demokrat), Azrul Ananda (Presiden Club Persebaya Surabaya dan mantan CEO Jawa Pos), Arzeti Bilbina (PKB), M. Abid Umar (Ketua Ansor Jatim), Habibur Rahman (PPP) dan M Nur Arifin (Wabub Trenggalek).     

Mochtar mengatakan, dalam survei tersebut masyarakat Surabaya rupanya menginginkan sosok anak muda untuk memimpin Kota Pahlawan.

Dari sejumlah nama tersebut, tiga nama masuk dalam top of mind kandidat. Mereka adalah Azrul Ananda dengan persentase sebesar 1,9 %. Lalu, Arzeti Bilbina dengan 1,3 % dan Bayu Airlangga dengan 1,1%. 

Lalu, M. Habibur Rahman yang juga putra Kiai Asep meraih 0,5 %. Nama lain, Abid Umar (Ketua PW Ansor Jatim) sebesar 0,3 % dan Nur Arifin yang mencapai 0,2%.

Memang, suara milineal persentasenya masih kecil. Namun jika generasi muda milenial dimaksimalkan, bukan tidak mungkin suaranya akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Apalagi Pilwalkot masih dua tahun lagi, sehingga banyak waktu untuk berkampanye ke masyarakat.

"Bila gerakan masif terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan suara dukungan masyarakat yang maksimal," pungkas Mochtar. 

Menanggapi hasil survei tersebut, Bayu Airlangga, Ketua Muda Mudi Demokrat menyerahkan sepenuhnya pada kebijakan partai. Dia menepis telah memulai kampanye dengan sejumlah baliho yang muncul di Surabaya dan kota kabupaten di Jawa Timur. 

"Gambar baliho itu tidak hanya di Surabaya, tapi juga di kota kabupaten lain di Jatim. Kami ingin pamit ke masyarakat karena banyak kader muda mudi Demokrat yang maju sebagai caleg di pileg nanti lewat Partai Demokrat. Tidak benar kalau itu ajang promosi saya," kata Bayu.

Sementara itu, hasil survei yang dilakukan oleh SSC untuk Pilwalkot Surabaya 2020, elektabilitas Wawali Surabaya Wisnu Sakti Buana masih urutan teratas, yakni sebesar 15.4%.

Kedua, mantan cawagub Jatim Puti Guntur Soekarno dengan 15,1% dan ketiga ditempati kader Golkar yang juga anggota DPR RI Fraksi Golkat saat ini,  Adies Kadir dengan perolehan suara sebesar 6,9%. 

img
Adi Suprayitno
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan