Saat Jokowi dan Prabowo berebut para pendakwah viral
Di sela-sela kesibukannya berkampanye, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyempatkan diri 'beralih profesi' menjadi pemandu acara bincang-bincang. Terekam dalam salah satu siaran di stasiun TV One, Prabowo tampak mewawancarai penceramah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS).
Berbalut seragam safari khasnya, Prabowo tampak berdialog hangat dengan UAS dalam siaran berdurasi sekitar 10 menit yang ditayangkan pada Kamis (11/4) lalu itu. Tema yang diangkat masih seputar kontestasi elektoral Pilpres 2019.
Mengawali perbincangan, Prabowo menanyakan apa yang dilihat dan dirasakan UAS saat berkeliling ke seluruh Indonesia untuk berceramah. "Ustaz sudah banyak keliling Indonesia. Apa yang ustaz lihat selama keliling Indonesia akhir-akhir ini?" tanya Prabowo.
UAS kemudian menceritakan bahwa hampir di setiap kegiatan ceramah di berbagai daerah, ia melihat dukungan besar bagi Prabowo-Sandi. Hal itu terlihat dari gestur 2 jari yang kerap ditampilkan warga yang datang ke acara ceramahnya.
"Begitu saya naik ke atas (panggung). Ustaz! Ah, kalian kan punya jari sepuluh, kenapa cuma acungkan dua jari?" ujar UAZ sambil menirukan simbol dua jari menyerupai pistol khas pendukung Prabowo-Sandi.
Meskipun diminta untuk menurunkan jari, UAS mengatakan, para peserta ceramah ngotot menyuarakan dukungan terhadap Prabowo-Sandi di acara-acara ceramahnya. "Dari ujung Aceh, sampai Pulau Madura, sampai ke Sorong. Saya lihat umat berharap besar (kepada Prabowo-Sandi)," imbuh dia.
Dalam sesi bincang-bincang itu, UAS mengaku pada awalnya masih ragu mendukung Prabowo. Namun, ia mengikuti apa yang disepakati ijtimak ulama. "Ulama berijtimak, berkumpul kemudian pilih pada Bapak (Prabowo). Kemudian keliling ke mana-mana umat (menyebut) Prabowo," ujar dia.
UAS menuturkan dirinya kian mantap mendukung Prabowo setelah mengunjungi sejumlah ulama di berbagai pelosok Indonesia. Menurut UAS, para ulama yang ditemuinya selalu menyebut nama Prabowo di akhir pertemuan. "Saat mau pulang, saya dibisiki, 'Prabowo'," kata dia.
Di penghujung wawancara, UAS juga memberikan minyak wangi, kayu gaharu dan tasbih kesayangannya sebagai bentuk dukungan kepada mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu di Pilpres 2019.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, optimistis pertemuan antara UAS dan Prabowo itu bakal signifikan mendongkrak elektabilitas Prabowo-Sandi jelang pemungutan suara. "Kita tahu UAS punya pengikut, santri, pengagum, dan jemaah yang tidak sedikit," ujar dia.
Menurut Muzani, para pengagum serta jemaah UAS sangat menghormati dan mengikuti apa yang disampaikan UAS. "Insyaallah diikuti seluruh jemaahnya," kata dia.
Langkah menggaet dukungan penceramah kondang tidak hanya ekslusif dilakukan Prabowo saja. Sebelumnya, Jokowi sukses mendaratkan dukungan dari penceramah kondang Ustaz Yusuf Mansur. Padahal, Yusuf Mansur sempat digadang-gadang berada di barisan pendukung Prabowo-Sandi karena afiliasinya dengan aksi 212.
"Saya yakin yang lain pun akan menghargai pilihan terbaik saya. Bahwa saya mendukung dan memilih Bapak Haji Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024," ujar Yusuf Mansur.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi–Maruf, Arya Sinulingga mengatakan, dukungan dari Yusuf Mansur menjadi bukti bahwa Jokowi didukung umat Muslim. "Karena mereka tahu Pak Jokowi ini berkomitmen terhadap perkembangan masyarakat Muslim," ujar dia.
Pengaruh elektoral
Baik Yusuf Mansur maupun UAS sama-sama pendakwah yang 'viral'. Di Instagram, akun @yusufmansurnew diketahui punya 2,5 juta pengikut sedangkan @ustadzabdulsomad punya sekitar 8,7 juta pengikut. Di Facebook, Yusuf Mansur punya hampir 7 juta pengikut sedangkan akun resmi UAS punya 1,5 juta pengikut.
Rata-rata hampir setiap dakwah atau ceramah yang mereka unggah di media sosial ditonton puluhan hingga ratusan ribu warganet. Tak hanya di jagat maya, pecinta Yusuf Mansur dan UAS juga diketahui tersebar di seluruh Indonesia.
Pengamat politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah menilai dukungan UAS potensial meningatkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Apalagi, pelbagai survei menempatkan pilihan para opinion leader sebagai salah satu faktor yang paling kuat memengaruhi basis elektoral para kandidat.
"Petahana layak mencari penyeimbang UAS jika tidak ingin terkejar tingkat keterpilihannya," kata Dedi saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (12/4).
Menurutnya, UAS juga punya magnet elektoral yang lebih kuat ketimbang tokoh-tokoh agama yang ada di kubu petahana, semisal Yusuf Mansur atau bahkan Ma'ruf Amin sekalipun. Pasalnya, UAS diterima oleh beragam kelas sosial, baik muslim khalaf (modern) dan shalaf (tradisional). "Karena ia tidak segmented," imbuh Dedi.
Tidak tertutup kemungkinan, lanjut Dedi, langkah UAS bakal dijiplak tokoh-tokoh keagamaan lain yang selama tidak terbuka menyampaikan dukungan. "Jika tokoh-tokoh lain mengikuti jejak UAS, sebut saja Adi Hidayat, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), maka peluang itu semakin terlihat," katanya.
Pakar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad memandang dialog antara Prabowo dan UAS merupakan bagian dari strategi populisme Prabowo-Sandi guna menggerus dominasi Jokowi-Ma'ruf di segmen pemilih Muslim.
"Lihat saja cerita UAS yang disampaikan Prabowo mengenai ulama-ulama yang tak populer itu yang katanya banyak menyebut nama Prabowo. Cerita semacam itu tuh strategi populisme Islam sebenarnya," kata dia.
Diakui Nyarwi, pertemuan Prabowo dan UAS punya efek signifikan menambah basis elektoral Prabowo-Sandi. Pasalnya, UAS merupakan ulama yang terbilang beken di kalangan pemilih Muslim pedesaan. "Yang jumlahnya cukup besar populasinya," imbuhnya.
Hal senada diutarakan pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin. "Masyarakat Indonesia sangat agamis, jadi tidak aneh jika petuah ulama dikuti masyarakat terutama kalangan santri. Apa yang dikatakan ulama akan didengar dan ditaati (atau) samina wa athona," ujar dia.
Namun demikian, Ujang menilai barisan ulama kondang di belakang Jokowi-Ma'ruf masih unggul dari segi jumlah dan 'kualitas elektoral'. Pasalnya, di kubu Prabowo-Sandi, praktis hanya ada dua tokoh yang punya magnet elektoral yang kuat, yakni UAS dan Rizieq Shihab.
Di lain sisi, menurut Ujang, pasangan Jokowi-Ma'ruf didukung Yusuf Mansur, Aa Gym dan Arifin Ilham. Mengacu pada hasil survei LSI Denny JA yang digelar November 2018 silam, UAS paling tinggi pengaruhnya di kalangan publik dengan raupan 30,2%, diikuti Arifin Ilham (25,9%), Yusuf Mansur (24,9%), Aa Gym (23,5%) dan Rizieq Shihab (17,0%).
"Nah, kalau digabungkan ulama yang ke Jokowi-Ma'ruf itu 01 mendapat 58,7% dan ulama yang ke Prabawo-Sandi itu digabungkan maka Prabowo-Sandi mendapat 29,3%. Artinya, Jokowi-Ma'ruf masih unggul dari Prabowo-Sandi," katanya.
Namun demikian, survei LSI hanya memetakan arah dukungan dari para pengikut para pendakwah kondang itu. Dari jejak digital, baik Ustaz Arifin Ilham maupun Aa Gym belum pernah mengumumkan dukungan resmi kepada salah satu kandidat di Pilpres 2019.