Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno menepis isu yang menyebut ia dan Prabowo Subianto sudah membagi-bagi jatah menteri di kabinet. Menurut Sandiaga, belum ada pembicaraan dengan partai koalisi terkait jatah menteri.
"Saya sampaikan bahwa belum ada pembicaraan itu sama sekali, dan untuk baik partai yang di seberang, atau partai yang belum tersebut. Siapa pun bisa duduk dalam kabinet Prabowo-Sandi," ujar Sandi, sapaan akrab Sandiaga Uno, di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (2/4).
Sebelumnya, Direktur Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan sudah ada nama-nama yang bakal diangkat menjadi menteri di kabinet jika Prabowo-Sandi menang.
Mayoritas nama itu berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gerindra dan Partai Amanat Nasional. "Demokrat masih kita pertimbangkan," ujar Hashim.
Terkait pernyataan adik Prabowo itu, Sandi enggan berkomentar. "Tentunya saya tidak akan berkomentar tentang statement Pak Hashim, tapi saya sampaikan belum ada pembicaraan terkait kursi menteri," ujar dia.
Sandiaga menegaskan, kabinet yang disusun Prabowo-Sandi nantinya akan menganut prinsip meritokrasi. Artinya, kapasitas dan kapabilitas menjadi penentu layak atau tidaknya seseorang menduduki posisi atau jabatan tertentu.
"Prinsip ini menganut kepercayaan siapa pun yang berprestasi dan yang terbaik akan diberikan kesempatan membangun Indonesia. Ini bukan tentang Prabowo bukan tentang Sandi, bukan tentang partai-partai. Tetapi, tentang membangun Indonesia adil makmur," kata dia.
Ia pun membuka pintu bagi tokoh-tokoh di kubu Jokowi-Ma'ruf yang tertarik bergabung di kabinetnya jika Prabowo-Sandi menang. "Mungkin dia sebagai pendukung Pak Jokowi sekarang, mungkin dari partai yang tidak mengusung kita, tapi kalau dia betul-betul yang terbaik, kita akan berikan kesempatan," ujarnya. (Ant)