Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno mengkritik sistem aplikasi dana kampanye (Sidakam) yang disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Bukannya memudahkan, menurut Sandi, Sidakam malah merepotkan.
"Akhirnya tim laporan dana kampanye BPN ini melakukan laporan detail secara manual karena sistemnya tidak berjalan. Padahal, (Sidakam) sudah mengalami update sampai 7 kali," kata Sandi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (2/5).
Dijelaskan Sandi, tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terkendala saat akan menyusun laporan konsolidasi dana kampanye. Sidakam, lanjut Sandi, tidak mampu merekam seluruh data laporan kampanye. KPU pun mengarahkan BPN untuk melakukan pelaporan manual menggunakan Microsoft Excel.
"Kami sangat menyayangkan. Sangat prihatin. Begitu besar perhatian pemerintah, perhatian rakyat, begitu besar anggaran untuk menyiapkan pemilu kita. Tapi untuk sesuatu yang sangat simple seperti dana kampanye, tidak bisa diselesaikan dengan baik," ucapnya.
Menurut Sandi, sistem manual yang disarankan oleh KPU itu seperti yang yang ia pakai 20 tahun lalu. "Jika sistem kampanye Sidakam ini terus mengalami masalah teknis, kami tidak bisa membayangkan apa yang terjadi sistem online KPU yang lain. Terlebih, data yang berjalan di real count," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Bendahara BPN Prabowo-Sandi, Thomas Djiwandono merinci total penerimaan dana kampanye yang masuk ke rekening kampanye kubunya. "Total penerimaan selama kampanye berlansung berjumlah Rp213,2 miliar. Pengeluaran kita di Rp211,5 miliar," ucapnya.
Dana kampanye paling banyak didapat dari kantong Prabowo dan Sandi, yakni sebesar Rp192,5 milyar. Sisa dana kampanye lainnya diperoleh dari sumbangan perseorangan sebesar Rp9,3 miliar, kelompok (Rp1,1 miliar), dan partai politik (Rp4,8 miliar).
Dana kampanye Prabowo-Sandi, lanjut Thomas, paling banyak dihabiskan untuk membeli bahan kampanye, yakni sebesar Rp60,8 miliar. "Setelah itu, pertemuan tatap muka Rp21 miliar, pembuatan desain alat peraga Rp8,8 miliar, dan rapat umum Rp3,37 miliar," ujar dia.