Isu pemutusan hubungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) semakin merebak. Pemutusan ini akan dilakukan, bila Sandiaga Uno tidak menjadi calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo, sesuai perkataan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, menyerahkan keputusan tersebut ke tangan para pimpinan partai politik. Baginya, keputusan yang diambil para pimpinan partai maupun koalisi partai politik adalah yang terbaik demi kebaikan bangsa dan negara.
“Saya tentunya menyerahkan diskursus itu kepada tingkat pimpinan partai politik," ujar Sandiaga Uno saat menghadiri acara Kelana Nusantara di Mapanget, Talawaan, Sulawesi Utara pada Rabu (9/8).
Sandiaga mengaku, masih fokus pada tujuan yang menjadi slogan PPP, yakni harga murah, kerja mudah dan hidup berkah. Sehingga, kontestasi demokrasi lima tahunan ini dapat menggerakkan roda perekonomian, menciptakan lapangan kerja dan membuka peluang usaha seluas-luasnya bagi masyarakat.
"Konsep saya adalah kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas, kebetulan kita ada di destinasi super prioritas. Jadi ini adalah bagian daripada perjuangan kita," ungkapnya.
Sebelumnya, Arsul Sani mengungkapkan, internal PPP tengah membahas langkah politik jika Sandiaga Uno gagal menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo. Menurutnya, sejumlah kader tengah memikirkan apakah bakal tetap bekerja sama dengan PDI-P jika Sandiaga Uno tak dipilih jadi pendamping Ganjar.
"Kalau Pak Sandi tidak jadi cawapres itu, harus bagaimana PPP?” ujar Arsul di Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa (8/8).
“Kalau pertanyaannya seperti itu, apakah tetap ada koalisi ini atau kemudian itu, kan masih berkembang gitu loh,” imbuhnya.
Menurutnya, pembicaraan itu berkembang karena sejumlah pihak di internal PPP melihat peluang Sandiaga jadi bakal cawapres Ganjar semakin kecil.
“Kan teman-teman PPP juga mendengar ada kemungkinan Pak Sandi juga tidak dipilih,” ujar Arsul.