close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno telah dikalahkan oleh Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. / Facebook
icon caption
Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno telah dikalahkan oleh Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. / Facebook
Pemilu
Sabtu, 30 Maret 2019 09:21

Survei CSIS: Jokowi kalahkan Prabowo di Jabar, Banten, dan Jakarta

Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno telah dikalahkan oleh Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
swipe

Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno telah dikalahkan oleh Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan secara nasional elektabilitas capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mencapai 51,4%. 

Sebaliknya, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih elektabilitas 33,3%. Namun, masih ada 14,1% responden yang tidak menjawab dan 1,2% yang belum menentukan pilihan.

Arya mengatakan, jarak elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres mencapai 18,1%. Rentang yang terbilang jauh mengingat waktu pemilihan umum kurang dari satu bulan lagi.

Jika dirinci berdasarkan basis wilayah, pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di delapan kelompok zona. Sedangkan, Prabowo-Sandi hanya unggul di satu wilayah saja.

"Kalau kita lihat, Jokowi-Amin masih cukup dominan meskipun beberapa tempat akan terjadi persaingan ketat karena selisih kurang dari 10% seperti Jawa Barat dan Jakarta," kata Arya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/3).

Keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin dengan jarak paling jauh berada di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sebesar 56,1%. Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh elektabilitas 70% berbanding Prabowo-Sandi 13,9%.

Demikian pula di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki gap sebesar 41,5%. Tercatat, Jokowi-Amin meraih 66,3% dan Prabowo-Sandi 24,8%. 

Jokowi-Amin juga unggul di enam wilayah lainnya dengan rentang perbedaan antara 5,3%-31,5%. Sedangkan, Prabowo-Sandi hanya unggul di Sumatera dengan perolehan 49,6% berbanding Jokowi-Amin 37,3% berjarak 12,3%.

Khusus di Jawa Barat dan Banten yang pada Pemilu 2014 merupakan kantong suara Prabowo-Hatta Rajasa, CSIS memaparkan kini telah diraup oleh Jokowi-Amin. Tercatat di Jabar dan Banten, Jokowi-Amin mendapatkan elektabilitas 47,4% berbanding Prabowo-Sandi 42,1% dengan selisih 5,3%.

Di DKI Jakarta, Jokowi-Amin juga unggul dengan perolehan elektabilitas 38,8% dan Prabowo-Sandi 33,3%. Namun, jarak keduanya hanya terpaut 8,8% dengan pemilih mengambang sebanyak 31,2%.

"Ada beberapa zona yang masih belum menjawab dan belum menentukan pilihan masih tinggi. Kami kira ini PR bagi setiap kandidat. Ini jadi lumbung perebutan yang cukup keras," urainya.

Survei CSIS itu dilakukan sejak 15-22 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 1.960 orang yang tersebar di 34 provinsi. Margin of error sebesar 2,21% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Tanggapan masing-masing kubu

Sementara itu, cawapres 01 Ma'ruf Amin menanggapi hasil survei CSIS yang menyimpulkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin lebih unggul 18,1% dengan menyebut semoga lebih mendekati kenyataan.

"Mudah-mudahan hasil survei itu mendekati kenyataan," ujarnya.

Menurut Ma'ruf, meskipun hasil survei menyimpulkan pasangan 01 lebih unggul, tapi parpol pendukung, tim kampanye, dan relawan, agar terus bekerja keras. "Jangan terlena dengan hasil survei. Hasil survei itu menjadi rujukan, tapi tim tetap harus bekerja keras," katanya.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, ingin unggul dari Prabowo-Sandi dengan jarak yang lebih lebar. "Kalau bisa, keunggulanya sampai 30% lah," ujarnya.

Hasil survei CSIS memperlihatkan masih ada sekitar 14,1% yang tidak menjawab atau rahasia. Juga ada 1,2% yang belum menentukan pilihan. Ma'ruf berharap, yang masih merahasiakan pilihannya akan memilih pasangan 01.

"Ya kita harapkan, mereka sudah mulai bergeser ya. Menurut informasi sisa 14% sudah banyak yang menentukan pilihan dan mengarah ke 01," imbuh Ma'ruf.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan pihaknya tidak menghiraukan hasil survei yang dikeluarkan berbagai lembaga terkait tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres.

"Lembaga survei dicatat sebagai bagian dari tim sukses bukan seolah-olah independen," kata Fadli.

Hal itu dikatakannya mengomentari hasil survei CSIS yang menyebutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 51,4% dan Prabowo-Sandi 33,3%.

Fadli mengingatkan lembaga survei harus menjadi indikator dalam kontestasi namun dalam beberapa kasus, hasil survei bertolak belakang dengan kondisi di lapangan.

Dia mengatakan, dalam survei Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur hasil survei sangat jauh berbeda dengan hasil pemungutan suara.

"Lembaga survei khususnya yang tidak independen apalagi mereka klien partai politik atau pasangan calon, hanya dijadikan alat propaganda dan kampanye politik," ujarnya.

Fadli mempersilakan survei-survei berbicara elektabilitas capres-cawapres dan dirinya tidak akan mempersoalkan ketika lembaga survei menyebut Prabowo-Sandiaga kalah telak dari Jokowi-Ma'ruf.

Fadli mengaku lebih memercayai survei internal BPN Prabowo-Sandiaga untuk menghitung elektabilitas pasangan capres-cawapres. Dia mengklaim dalam survei internalnya, pasangan Prabowo-Sandiaga mengungguli Jokowi-Ma'ruf.

"Dalam beberapa pilkada dan sekarang relatif tepat (survei internal BPN Prabowo - Sandiaga) dan saat ini kami unggul, kami sudah beberapa persen di atas," katanya.

Dia mengatakan, elektabilitas tinggi Prabowo-Sandiaga dalam survei internal karena didorong beberapa faktor, salah satunya faktor kampanye terbuka yang sudah berlangsung sejak 24 Maret hingga 13 April 2019. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan