Praxis sebagai agensi public relations (PR) dan public affairs (PA), menggelar survei independen yang bertujuan untuk mengetahui “Persepsi Masyarakat Terhadap Pemilu 2024 dan korelasinya dengan pertumbuhan ekonomi”.
Survei ini dilakukan pada 14-17 Juli 2023 kepada 1.108 responden dengan rentang usia 17 sampai 45 tahun di 12 kota besar di Indonesia. Didukung oleh Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), survei ini menghasilkan beberapa temuan menarik
Director of Public Affairs Praxis PR dan Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) Sofyan Herbowo mengatakan, di #PraxiSurvey ini, pihaknya ingin menggali lebih dalam mengenai persepsi masyarakat terhadap Pemilu 2024 dan hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi.
"Saya percaya temuan menarik dari survei ini dapat mendorong masyarakat untuk bijak dalam menggunakan hak pilihnya sehingga ekosistem demokrasi yang sehat dapat terjaga,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (3/8).
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga responden ragu pemilu dapat berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat. Sedangkan 34,84% mengaku setuju, dan 26,26% tidak setuju.
Menanggapi hal tersebut, Head of Research DBS Group Maynard Arif membagikan pandangannya. Menurut dia, diilihat dari berbagai perspektif, pemilu memiliki dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat. Itu makanya, investor cenderung menunggu untuk berinvestasi hingga seluruh capres dan cawapres diumumkan.
"Hal serupa akan pemerintah alami, karena fokusnya bergeser ke penyelenggaraan pemilu. Berbanding terbalik, konsumsi masyarakat justru meningkat, karena banyak pelaku bisnis yang memberikan promosi pada momentum pemilu,” ucap dia.
Selain menilik korelasi pemilu dan situasi ekonomi masyarakat Indonesia, survei ini juga mendapati bahwa 56,5% responden menggunakan hak pilihnya karena tidak ingin disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak kalah menarik, 62,64% responden memilih debat terbuka sebagai kegiatan kampanye yang paling memengaruhi preferensi responden dalam memilih pemimpin saat pemilu.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) August Mellaz menyampaikan, temuan dari survei Praxis ini menunjukkan, pemilih sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk menggunakan hak pilih dan mampu berpikir kritis mengenai kualitas calon pemimpin.
"Hal ini sejalan dengan salah satu misi kami di KPU, yaitu untuk meningkatkan kualitas pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesibel. Kami ingin mengimbau pemilih untuk mempertahankan hal tersebut, dan bagi para pemimpin untuk menyiapkan kampanye sehat yang berfokus pada kualitas program-program yang berguna bagi kehidupan masyarakat,” papar dia.
Survei ini menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya menggunakan hak pilih dan menghindari golput. Tidak berhenti di situ, pemerintah juga perlu menggagas program-program yang bermanfaat bagi masyarakat dan mengkomunikasikannya secara tepat agar terbentuk keselarasan pemahaman antara masyarakat dengan pemerintah.