Tema debat soal lingkungan, sumber daya alam, pangan, energi dan infrastruktur diprediksi bakal jadi panggung bagi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) untuk memaparkan pencapaian pemerintah selama ini. Pada tema infrastruktur, Jokowi bahkan diyakini bakal sulit untuk dikuliti lawan debat.
"Infrastruktur adalah tema yang Jokowi banget. Jokowi sudah melakukan apa saja dalam membangun infrastruktur sebagai modal membangun ekonomi yang merata," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri Jakarta Adi Prayitno saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Minggu (17/2).
Namun demikian, Adi menyarankan agar Jokowi berhati-hati dalam pemaparan. Jika tak mampu memaparkan pencapaian dengan sistematis, Prabowo berpeluang menyerang dengan isu-isu krusial terkait tema debat.
"Kalau tak bisa dijelaskan dengan baik akan jadi sasaran kritik Prabowo. Kalau kurang teliti, waktu akan banyak tersita untuk mengklarifikasi isu-isu yang berkembang. Bagi penantang tak perlu ide baru yang penting serang terus," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPP) itu.
Dijelaskan Adi, ada banyak isu yang bisa dijadikan peluru oleh Prabowo. "Jokowi harus siapkan jawaban soal tol Trans Jawa yang mahal, light rail transit (LRT) Palembang yang sepi, inefesiensi anggaran LRT yang mahal, dan lainnya," imbuh dia.
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, Jokowi bakal menguasai panggung debat jika sukses memaparkan capaian keberhasilan pemerintah secara sederhana dan mudah dicerna masyarakat.
"Ini kesempatan yang sangat berharga bagi petahana untuk menyampaikan dan menyosialisasikan kepada publik program pemerintah yang dianggap sukses, terutama dalam bidang infrastruktur yang menjadi kebanggaan dan konsentrasi pemerintahan saat ini," katanya.
Peluru Prabowo
Di lain sisi, Pangi mengatakan, debat kali ini juga menghadirkan peluang bagi Prabowo untuk tampil menyerang. Peluru 'kritik representasi' bisa digunakan sang penantang untuk menekan petahana.
"Apakah dengan kepemimpinan Jokowi selama ini, rakyat merasa terwakili, petani dan masyarakat wong cilik merasa dibela? Apakah berpihak pada kepentingan mereka? Prabowo dapat menyampaikan otokritik atau malah menawarkan kebijakan yang sama sekali baru, sembari memberikan kritik atas kebijakan yang dianggap gagal," jelasnya.
Namun demikian, Pangi mengatakan, tim pemenangan Prabowo-Sandi harus dapat memastikan Prabowo mendapatkan data yang benar saat melakukan serangan kepada petahana.
"Sehingga tidak blunder dan masukan yang lebih komprehensif, sehingga dalam debat kedua ini, Prabowo akan bermain ofensif didukung dengan basis data primer yang kuat sehingga serangannya akan lebih tajam dan mengena," pungkasnya.
Mantan Koordinator Koalisi Anti Utang (KAU), Kusfiardi menilai membengkaknya utang negara bakal jadi celah yang dimanfaatkan Prabowo untuk menyerang. Pihak petahana terutama bakal dituntut untuk menerangkan ke publik ihwal membengkaknya utang sejumlah badan usaha milik negara (BUMN).
Pasalnya, menurut Kusfiardi, peningkatan jumlah utang tidak diikuti oleh membaiknya kondisi keuangan perusahaan. "Ini bisa berpengaruh pada kemampuan kerja perusahaan akibat berkurangnya aset. Jangan buat janji-janji baru atau bicara apa yang akan dilakukan nanti (sebelum menjawab soal utang)," ucap dia.