Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, menilai calon presiden capres jagoannya unggul dalam debat capres keempat Pilpres 2019 yang berlangsung Sabtu (30/3) malam.
"Secara objektif, saya melihat pak Prabowo menurut saya menang telak, karena itu isu yang diangkat terutama masalah pertahanan keamanan dan hubungan internasional," ujar Hashim dalam acara perayaan Ulang Tahun ke-3 Vox Point Indonesia di Sekolah St.Maria, Jakarta Pusat, Minggu (31/3).
Dia juga mengatakan, kemenangan diraih Prabowo pada tema ideologi negara dan pemerintahan. Hashim memandang Prabowo Subianto berhasil membalas fitnah akan mendirikan sistem Khilafah, yang kerap dikesankan kepada pasangan capres dan cawapres nomor urut 02.
"Saya kira sudah jelas masalah ideologi negara terutama Pancasila ini dikuasai Pak Prabowo, apalagi tadi malam Pak Prabowo mampu menjawab fitnah dan tuduhan-tuduhan terhadap dirinya yang jika nanti terpilih bakal mendirikan negara Khilafah," katanya.
Meski tak secara eksplisit menjamin kebebasan beragama, Prabowo juga dinilai akan menjunjung hal ini. Dalam paparannya saat debat di Hotel Shangri La, mantan Danjen Kopassus tersebut dinilai telah sangat tegas akan mengedepankan ideologi Pancasila sebagai dasar utama bangsa.
"Bagi umat Kristiani yang mendukung Prabowo-Sandi, ini pesan penting yang sebenarnya beliau ingin sampaikan. Beliau ini lahir dari seorang Ibu yang menganut agama nasrani, jadi tidak mungkin pak Prabowo menghapus pancasila sebagai dasar negara. Sebagaimana yang pak Prabowo bilang, dia dengan jiwa raganya, darahnya sendiri, nyawanya sendiri, akan membela Pancasila sampai dipanggil tuhan. Jadi saya pikir itu yang penting," tuturnya.
Hashim menambahkan, komitmen Prabowo Subianto dalam membela Pancasila sudah terbukti dari rekam jejaknya, bahkan sejak masih aktif berdinasi di TNI/ABRI.
"Sejak dulu ideologi negara kita sudah diancam dari paham kiri maupun kanan. Tahun 1948 dan 1965 waktu itu Pancasila sempat diancam oleh PKI, ada juga DI/TII yang dari sayap kanan juga mengancam Pancasila kita. Tapi di saat itu pula, saat Prabowo menjabat sebagai TNI/ABRI, dia senantiasa mempertaruhkan nyawanya di situ buat jaga Pancasila, bahkan dia bilang ke saya, dia hampir mati lima kali untuk merah putih," ucapnya.