close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Joko Widodo berjabatan tangan dengan Prabowo Subianto. Antara Foto
icon caption
Joko Widodo berjabatan tangan dengan Prabowo Subianto. Antara Foto
Pemilu
Senin, 04 Februari 2019 15:44

TKN bantah Jokowi mulai ofensif serang Prabowo

Sikap yang ditunjukkan Jokowi sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat. 
swipe

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf membantah jika calon presiden Joko Widodo mulai ofensif menyerang calon presiden dari nomor urut 02, Prabowo Subianto. Sikap yang ditunjukkan Jokowi dengan membalas pernyataan Prabowo dinilai hanya sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat. 

“Pak Jokowi tidak ofensif. Pak Jokowi hanya melakukan pendidikan politik kepada rakyat, agar rakyat bisa membedakan mana pemimpin yang optimis dan pesimis. Mana pemimpin yang grasa-grusu ketika menerima informasi, mana pemimpin yang tertata dan tidak emosional,” kata Wakil Sekretaris TKN Jokowi- Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni di Jakarta pada Senin, (4/2).

Raja Juli mengatakan, saat ini banyak yang menuding Jokowi mulai menyerang Prabowo terkait dengan pernyatan tentang Indonesia bubar, kebohongan Ratna Sarumpaet, dan selang darah di RSCM dipakai 40 kali. Menurutnya, yang dilakukan Jokowi Justru sebagai bentuk klarifikasi dan bagian dari pendidikan politik.

Raja Juli menjelaskan, Jokowi sebetulnya menyukai kompetisi, namun demikian mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak menginginkan ambisi politiknya menyebabkan seorang pemimpin menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaannya.

Sekretaris Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mencontohkan maksud dari ambisi politik yakni salah satunya dengan memberikan pernyataan bohong dan manipulative. Contohnya seperti selang cuci darah dipakai bergantian 40 kali dan terkait Haiti yang sebelumnya dikatakan ada di Afrika.

"Karena itu, agar masyarakat hati-hati memilih pemimpin yang mengumbar retorika tapi tidak bisa kerja," ujar Raja Juli.

Sementara itu Direktur Penggalangan Pemilih Muda, Bahlil Lahadalia, mengatakan serangan yang dilakukan Jokowi merupakan langkah tepat. Ini diperlukan untuk menanggulangi berita bohong atau hoaks yang sedang marak di masyarakat.

“Menurut kami ini sebuah langkah tepat agar jangan hoaks melulu. Mana ada sih sekarang presiden yang dimaki-maki hanya diam,” kata Bahlil.

Menurut Bahlil, sikap Jokowi yang dianggap berlaku ofensif atau melakukan penyerangan terhadap lawan politiknya merupakan strategi dalam permainan sepak bola.

"Pertahanan yang paling baik itu adalah menyerang. Jadi, saya menganalogikan kalau pilpres ini seperti main bola," kata Bahlil.

img
Robi Ardianto
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan